Denpasar, Bali Tribune
Menyambut perhelatan PKB ke-38 tahun 2016, sejumlah pembinaan terhadap duta kota/kabupaten pada ajang ini gencar dilakukan tim Pembina dari Pemrrov Bali. Salah satunya adalah, pembinaan kepada Sekeha Drama Gong Br. Kedaton-Dentim.
Kedatangan Tim Pembina dari Pemrov Bali yang dikoordinir Putu Sudana itu disambut Walikota Denpasar IB Rai D. Mantra, Plt. Kadisbud Denpasar Nyoman Sujati serta sejumlah pemerhati seni di Wantilan Br. Kedaton Denpasar belum lama ini.
Dalam pembinaan tersebut, tim lebih menyoroti kepada tehnik bloking stade, penjiwaan atau pengkarakteran masing-masing peran yang dilakoni. Selain itu, busana dan keharmonisan antara gamelan dan penari/pemain juga menjadi perhatian tim ini.
Sebagai seniman senior di Kota Denpasar, Wayan Puja yang berperan sebagai Patih Agung dan Pelawak Wayan Sugita memperagakan bagaimana cara mengkomposisikan gerak maupun penjiwaan karakter terhadap lakon yang dimainkan. “Pada prinsipnya tabuh drama gong tidak boleh berhenti”, ucap Wayan Puja.
Iapun menjelaskan maksud perkataannya tersebut. “Artinya, penabuh harus bisa membaca kemana arah dan gerak para pemainnya. Hal ini penting agar terjadi komunikasi dua arah yang harmonis antara pemain dan penabuh, pang sing saling keden,”terangnya.
Demikian pula dengan tata busana ungkap Wayan Puja, hendaknya tata busana disesuaikan dengan peran yang dimainkan. “Contoh “kalau kita jadi dayang-dayang jangan tata busananya seperti ratu atau permaisuri demikian pula sebaliknya,”imbuhnya.
Sebagai duta Kota Denpasar pada ajang PKB ke-38 ini, sekeha Drama Gong Br. Kedaton membawakan lakon,Mirah Ratna Kencana Wilis.
Dari pengamatan tim Pembina Pemrov Bali disimpulkan bahwa lakon yang dibawakan sekeha drama gong ini sudah memenuhi kreteria. Tinggal bagaimana dalam sisa waktu yang sedikit ini bisa memperbaiki hal-hal yang masih dianggap kurang.
“Sehingga saat penampilan pada 19 Juni nanti, duta PKB Denpasar bisa tampil maksimal sekaligus mampu menghibur para pencinta Drama Gong,”papar Putu Sudana.