BALI TRIBUNE - Imbas dari ditetapkannya status Gunung Agung ke level awas pada tanggal 22 September lalu, dan mulai erupsi pada akhir November, sudah dirasakan berbagai sektor. Sektor yang paling rentan adalah pariwisata. Terbukti dengan penurunan jumlah kunjungan wisatawan ke Bali yang diikuti dengan tingkat okupansi hotel turun. Tak dipungkiri hal itu mulai dikeluhkan para pengusaha, bahkan ada beberapa perusahaan mulai merumahkan pekerjanya.
Dalam kasus ini, Ketua Federasi Serikat Kerja Bali yang juga Ketua Komisi I DPRD Badung, Wayan Suyasa berharap para pekerja jangan selalu dijadikan korban, mengingat pengabdian mereka ada yang mencapai puluhan tahun. Hal itu disampaikannya dalam Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS) di Lapangan Puputan Niti Mandala Renon, Denpasar, Minggu (17/12).
Ia menyadari perusahaan banyak merugi akibat bencana kali ini, karena tidak dipungkiri pemberitaan di luar negeri sudah cukup besar. “Akan tetapi, coba kita pikir jernih, selama ini perusahaan juga sudah mendapatkan banyak keuntungan, jadi jangan hanya kejadian sekali ini langsung mengeluh dan lantas mengorbankan pekerja yang sudah loyal selama ini,” jelasnya.
Untuk mengatasi masalah ini, menurutnya semua pihak harus duduk bersama, mulai dari serikat pekerja, para pengusaha hingga pemerintah. “Kita harus carikan win win solution, karena pendapatan 80 persen warga Bali di sektor pariwisata, jangan sampai banyak orang dikorbankan karena masalah ini,” imbuhnya.
Melalui duduk bersama, selain mencegah PHK massal, juga diharapkan para pengusaha tetap menggaji sesuai dengan UMP yang telah ditetapkan. “Jangan sampai ada penurunan bahkan penundaan gaji karena tidak sesuai dengan ketentuan,” kata Dia.
Ia juga mengapresiasi langkah Gubernur Bali yang telah mengundang para Konsul Jenderal di Bali dan menjelaskan kondisi Bali yang sebenarnya dengan harapan mereka akan meneruskan ke negara asal. Akan tetapi, peran masyarakat terutama pengguna medsos juga diharapkan dengan menyebarluaskan berita positif tentang keadaan Bali dan stop menyebarkan berita hoax tentang kondisi Gunung Agung.
Sebelumnya Kepala Dinas Tenaga Kerja dan ESDM, Luh Made Wiratmi, mengatakan jika pemberitaan tentang erupsi Gunung Agung yang massif memang telah mempengaruhi dunia kerja di Bali. “Berita hoax yang dishare oleh pengguna medsos paling banyak mempengaruhi itu,” jelasnya.