Nangluk Merana, Getasan Gelar Tradisi Ngerebeg | Bali Tribune
Bali Tribune, Kamis 26 Desember 2024
Diposting : 20 December 2017 19:04
I Made Darna - Bali Tribune
ngerebeg
TRADISI NGEREBEG - Krama Desa Adat Getasan saat gelar tradisi ngerebeg, Senin (18/12) malam.

BALI TRIBUNE - Desa Adat Getasan, Kecamatan Petang menggelar ritual "ngerebeg" bertepatan pada tilem sasih keenam, Senin (18/12) malam. Tradisi nangluk merana atau penolak bala ini digelar di wewidangan empat banjar Desa Adat Getasan.

Dalam tradisi ini ada tiga pralingga tapakan Ida Betara dari tiga pura, yakni Pura Dalem Banjar Buangga, Pura Rambut Siwi dan Pura Puseh yang berupa barong, rangda dan barong landung diiring untuk mengitari widangan desa. Ketiga "sungsungan" di tiga pura ini juga dihaturkan wali di pura-pura yang ada di Desa Getasan.

Uniknya tradisi yang digelar pada hari-hari tertentu ini, tanpa menggunakan sarana gambelan. Seluruh lampu penerangan termasuk LPJ dan lampu-lampu yang ada di rumah-rumah penduduk juga ikut dipadamkan. Sontak suasana gelap gulita ini tambah membuat khusuk ribuan warga yang ikut melaksanakan prosesi ini.

Menurut Bendesa Adat Getasan, I Gusti Ngurah Dharma Adnyana prosesi ngerebeg di Desa Adat Getasan sengaja digelar untuk memohon keselamatan dan kerahayuan jagat.

"Tradisi ngerebeg ini adalah bagian dari ritual nangluk merana. Tujuannya tiada lain untuk memohon keselamatan dan kerahayuan di Desa Adat Getasan," ujarnya.

Sebelum ngerebeg, masyarakat di masing-masing banjar juga melakukan prosesi upacara pecaruan, baik di perempatan desa maupun di tanggun desa atau batas desa. Setelah memasuki hari gelap baru dilanjutkan dengan ritual ngerebeg yang diawali dengan semua pralingga tapakan ida betara se-Desa Adat getasan diiring berkumpul di depan Pura Desa untuk selanjutnya diusung berkeliling desa di empat banjar, yakni Banjar Kauh, Banjar Tengah, Banjar Ubud dan Banjar Buangga.