Ngaben Massal Sawa Prateka Banjar Adat Poyan | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 27 Desember 2024
Diposting : 27 July 2016 12:27
Arta Jingga - Bali Tribune
pengabenan
Wakil Bupati Tabanan, I Komang Gede Sanjaya, bersama anggota DPR RI, dan sejumlah anggota DPRD Tabanan, dan tokoh masyarakat setempat saat menghadiri Ngaben massal di Banjar Adat Poyan.

Tabanan, Bali Tribune

Kebersamaan dan semangat gotong-royong masih terasa sangat kental di dalam kehidupan masyarakat Tabanan. Sangat sering, kegiatan seperti Ngaben masal serta penggalian dana untuk pembangunan desa dan lain sebagainya dilakukan secara bersama-sama. Kali ini kegiatan dimaksud digelar di Banjar Adat Poyan, Luwus Baturiti. Ritual ngaben massal ini mulai dikerjakan pada 6 juni lalu dan pelebon (puncak kegitan) pada 29 juli yang akan datang.

Sifat kebersamaan dan semangat gotong-royong tersebut mendapat apresiasi dari Pemkab Tabanan. Ritual Ngaben massal Sawa Prateka tersebut secara langsung dihadiri Wakil Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya didampingi oleh Anggota DPR RI I Made Urip, Beberapa anggota DPRD Kabupaten Tabanan, Perbekel dan tokoh adat setempat, Selasa (26/7) Guna melancarkan kegiatan ini, masyarakat Banjar Adat Poyan dikenakannya patus (iuran) berupa 5 buah kelapa, 5 kilo beras dan uang Rp.100 ribu per kepala keluarga dari 275 KK yang ada di Banjar Adat Poyan.

Adapun sawa yang diikutkan berjumlah 57 sawa dan termasuk satu diantaranya adalah watangan (mayat,red) serta terdapat 9 ngelungah. Masing-masing sawa dikenakan urunan (biaya) sebesar Rp.5 juta dan ngelungag dikenakan biaya sebesar Rp.500 ribu, lapor I Wayan Jengki, ketua panitia acara.

Dia menjelaskannya, dari semua urunan, baik dari sawa, ngelungah, dan urunan banjar adat terkumpul dana sebesar Rp.312 juta dan itu juga sudah termasuk penggalian dana.

Dari sekian dana yang terkumpul, sampai saat ini pengeluaran dari kegiatan ini telah mencapai Rp.350 juta. “Besar harapan kami, agar Wabup Sanjaya selaku wakil Pemerintah Daerah bersedia membantu menutupi kekurangan biaya yang ada,”sebutnya. Dikatakannya, hal ini sangat luar biasa, dengan menyatukan tekad dan mau bekerja bersama, masyarakat poyan sangat menjunjung tinggi kebersamaan. “Ini sangat luar biasa, masyarakat yang terpecah belah tidak akan mampu melaksanakan kegiatan sebesar ini. Saya bangga karena masyarakat poyan tetap memelihara rasa kebersamaan dan semangat gotong-royong,” pungkas Sanjaya.

Iapun menjelaskan, bahwa tidak akan cukup kalau kita melaksanakan upacara pengabenan dengan uang sebesar Rp.5 juta bila kita berjalan sendiri-sendiri. “Namun melalui ngaben masal sawa preteka ini kita bisa melaksanakan hal tersebut atas dasar rasa kebersamaan dan sifat gotong-royong”, terangnya.

Ditambahkan juga, kebersamaan dan gotong-royong tidak akan berarti apabila didalam pelaksanaannya tanpa didasari dengan hati yang tulus ikhlas. Dikatakan, yadnya yang kita laksanakan takkan berarti tanpa dilandasi dengan hati yang tulus ikhlas.

Sanjaya juga mengingatkan, komunikasi dan koordinasi sangat diperlukan dalam menjaga kebersamaan. Segala kegiatan dan segala rencana tak akan berjalan sesuai rencana tanpa dibarengi dengan komunikasi dan koordinasi. “Jaga terus dan tingkatkan konunikasi dan koordinasi dengan Pemerintah dalam membangun Tabanan menuju Sejahtera, Aman dan Berprestasi”, ajak Sanjaya. Pada kesempatan tersebut, sebagai wujud bhakti kepada masyarakat, Sanjaya memberikan tali kasih sebesar Rp5 juta yang diterima panitia.