BALI TRIBUNE - Dari puluhan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang terdapat di Desa Blahbatuh dua di antara dari keluarga tak berdaya. Sementara dua ODGJ kakak beradik termasuk orang terlantar. Namun sayang, perhatian Pemkab Gianyar dinilai kurang serius. Karena selama ini keberadaan mereka hanya didata tanpa kepastian tindak lanjut.
Tanpa petugas keamanan, tim kesehatan gabungan dari Pemkab Gianyar dan RSUJ Bangli gagal melakukan penanganan terhadap, Ngurah Ardana alias Ngurah Lolo (45 th), ODGJ di Banjar Kebon, Blahbatuh, Jumat (2/2). Petugas harus menghindari resiko, lantaran ODGJ ini sangat agresif. Hal ini sangat disayangkan, karena keluarga tersebut sangat membutuhkan bantuan dari pemerintah, khususnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Karena orangtuannya sudah renta dan tidak produktif lagi. Keluarga ini hanya mengandalkan makanan sehari-hari dari uluran warga sekitar.
Kondisi yang sama juga dialami oleh ODGJ I Wayan Sujendra (51) di dusun yang sama. Hidupnya hanya mengandalkan kakak kandungnya yang kini sudah tidak beradaya lagi, lantaran menderita stroke. “Meraka tidak hanya membutuhkan obat. Namun juga kebutuhan makanan. Kadang mereka tidak makan, karena memang tidak ada apa-apa di rumahnya,” terang I Kadek Wirnata yang mendampingi Tim Kesehatan melakukan pemantaun.
Lanjutnya, lebih beruntung bagi OGDJ terlantar, yakni Hendra dan Liani ini. Kakak-beradik ini hidupnya lebih nyaman karena Kadek Wirnata sendiri yang manampung di kedimananya di Dusun Pande, Blahbatuh ini. Meski tidak memiliki keluarga, mereka mendapat perhatian yang cukup selama lima tahun terakhir. Dengan lingkungan yang mendukung, kondisi kejiwaannya pun berangsur membaik. “Semenjak kedua orangtuanya meninggal, mereka terlantar di Klungkung. Dulunya mereka adalah tatangga saya. Ibu kandungnya berasal dari Desa Blahbatuh,” terang Kadek.
Di hadapaan petugas, Kadek tak segan menyampaikan kekecewaannya. Baginya, perhatian pemerintah sangat minim. Meski sudah berulangkali didata dan dipantau petugas, hingga kini tidak ada tindak lanjut yang jelas. Tidak hanya mengenai kesehatannya, namun kebutuhan makanan yang dinilai mendesak pun terabaikan. “Selama ini sudah berulang kali mereka didatangi petugas seperti ini. Saya yang sering mendampingi pun ikut malu karena tidak ada tindak lanjut yang jelas,” sesalnya.
Petugas dari Dinas Kesehatan Gianyar pun tidak menampik keterbatasan penangan terhadap sejumlah ODGJ ini. Karena untuk melakukan tindak lanjut membutuhkan sinergitas sejumlah instansi terkait. Kepala Seksi Pengendalian dan Penanggulangan penyakit tidak menular dan Kesehatan Jiwa, Diskes Gianyar, Dewa Oka Harimbawa pihaknya akan melakukan langkah lanjutannya. Sebagai langkah awalnya, untuk memenuhi kebutuhan pokoknya sekaligus penegasan identitas sosialnya, pihaknya akan berkoordinasikan dengan Dinas Sosial. “Ini penting dalam penanganan tim kesehatan. Kami sering terganjal status ODGJ yang kurang jelas, hingga tidak mengantongi Kartu jaminan Kesehatan,” jelasnya singkat.