Pertemuan R20 Spirit Kehidupan Harmoni dengan Alam, Kedamaian dan Kemanusiaan | Bali Tribune
Diposting : 31 October 2022 02:51
YUE - Bali Tribune
Bali Tribune / KUNJUNGAN - Gubernur Koster saat menerima kunjungan Sekretaris Jenderal Rabithah ‘Alam Islami (Liga Muslim Dunia), Syeikh Muhammad bin Abdul Karim Al Issa di Jayasabha, Denpasar, Minggu (Redite Wage, Landep) 30 Oktober 2022.

balitribune.co.id | DenpasarGubernur Bali Wayan Koster mendapatkan kehormatan atas kunjungan Sekretaris Jenderal Rabithah ‘Alam Islami (Liga Muslim Dunia), Syeikh Muhammad bin Abdul Karim Al Issa di Jayasabha, Denpasar, Minggu (Redite Wage, Landep) 30 Oktober 2022. Sekretaris Jenderal Rabithah ‘Alam Islami (Liga Muslim Dunia), Syeikh Muhammad bin Abdul Karim Al Issa mengaku bahagia bisa bertemu Gubernur Bali, Wayan Koster. 

"Saya sangat kagum dengan Bali, keindahan Bali juga tercermin dalam keindahan ornamen seni ukir di Jayasabha yang sangat indah. Saya juga sangat bahagia diterima di kediaman Jayasabha. Saya merasakan suasana yang sangat damai bertemu dengan Gubernur Bali. Saya sudah mengunjungi berbagai tempat di dunia, tapi tidak menemukan rasa kedamaian seperti di Bali," ucapnya.

Pada kesempatan itu ia menyampaikan telah mengikuti perkembangan mengenai Bali dan kemajuan pembangunan Bali yang dipimpin oleh Gubernur Bali Wayan Koster serta memberi apresiasi atas kebijakan dan pencapaian pembangunan di Bali dibawah kepemimpinan Gubernur Bali Wayan Koster.

"Saya memiliki jaringan luas, tidak saja dengan tokoh – tokoh, pemimpin Islam di dunia, tetapi juga memiliki jaringan dengan pemimpin semua umat beragama di dunia. Saya akan mengajak komunikasi untuk melihat keindahan dan kedamaian Bali, ke depan menjadikan Bali sebagai suatu model untuk menyatukan masyarakat dunia," ujar Syeikh Muhammad.

Pihaknya juga menyampaikan pelaksanaan pertemuan Religion 20 (R20) yaitu pertemuan pemimpin dan tokoh agama negara-negara R20 yang akan berlangsung di Bali pada tanggal 2 hingga 3 November 2022. Ia meminta Gubernur Bali, Wayan Koster bisa hadir memberikan sambutan pada acara gala dinner, tanggal 2 Nopember 2022. Pertemuan R20 ini sangat luar biasa, karena dihadiri pemimpin dan tokoh agama Islam di dunia serta pemimpin dan tokoh agama lainnya. 

Ini momentum sangat luar biasa dan bahagia, karena bisa dilaksanakan di Bali. Pertemuan R20 akan menginspirasi semua umat beragama di dunia, tidak saja pertemuan yang bersifat formalistik, normatif, tetapi agar hasil pertemuan ini bisa diwujudkan dalam kehidupan nyata bagi masyarakat dunia. 

Gubernur Bali Wayan Koster menyampaikan, sebelumnya sudah menerima audiensi dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tanggal 28 Oktober 2022 di Grand Hyatt Bali yang didampingi Kapolda Bali.

"Saya sangat mendukung dan mengapresiasi inisiatif pertemuan R20 dalam rangka pertemuan Presidensi G20. Ini merupakan pertemuan yang sangat penting, yang memiliki dimensi spiritual keagamaan, karena pemimpin umat beragama sedunia bisa berkumpul di Bali. Hal ini sangat relevan dengan materi Presidensi G20 yang akan membahas 3 tema, yaitu pertama, arsitektur kesehatan global kedua, percepatan teknologi digital dan ketiga, transisi energi bersih," paparnya. 

Dikatakan Koster, pertemuan R20 yang membahas kerukunan, toleransi, persatuan dan kesatuan, kedamaian dan kemanusiaan memiliki makna dan pesan kuat secara niskala. Pembangunan itu, hendaknya tidak hanya dimaknai membangun kehidupan aspek duniawi saja, tetapi juga membangun kehidupan spiritual dan kerohanian masyarakat dunia. 

"Kalau pertemuan Presidensi G20 membahas materi yang terkait dengan kepentingan dan kebutuhan yang bersifat duniawi, maka pertemuan R20 membahas materi yang bersifat spiritual dan kerohanian. Sehingga pembangunan kehidupan masyarakat dunia menjadi lengkap secara Niskala – Sakala," ucap Gubernur Koster. 

Orang nomor satu di Bali ini berharap, pertemuan R20 akan menjadi momentum mengarahkan tatanan dunia era baru, pasca-pandemi Covid-19.

“Menurut kearifan lokal Bali, munculnya Gering Agung pandemi Covid-19 yang melanda hampir semua negara di dunia, selama lebih dari 2 tahun, merupakan siklus alam, akan hadirnya suatu zaman baru dengan membawa perubahan besar yang berisi spirit baru, pengalaman baru, pengetahuan baru, wawasan baru, dan peluang baru sebagai tatanan kehidupan era baru menuju peradaban dunia era baru. Tatanan kehidupan dunia era baru, ditandai dengan kehidupan yang harmoni terhadap alam, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, toleransi, persaudaraan, keadilan, dan rasa kebersamaan dalam pergaulan masyarakat dunia," imbuhnya.

Gubernur Koster sangat mengharapkan pertemuan R20 di Bali akan memancarkan spirit kehidupan harmoni terhadap alam, kedamaian, dan kemanusiaan untuk masyarakat dunia.

"Harmony, Peace, and Humanity from Bali to The World, inilah persembahan spirit mulia dan luhur dari Bali-Indonesia untuk dunia,” ujar Gubernur Bali asal Desa Sembiran, Buleleng ini.

Kata dia, spirit kehidupan yang harmoni terhadap alam, kedamaian, serta nilai-nilai kemanusiaan, toleransi, kerukunan, persatuan kesatuan hendaknya dirumuskan dalam pertemuan R20 agar menjadi suatu arah menuju tatanan dunia era baru, spirit muncul dari Bali-Indonesia untuk masyarakat dunia. Sehingga, kedepan kehidupan masyarakat dunia menjadi harmoni terhadap alam, penuh kedamaian, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dengan mengedepankan toleransi, kerukunan, persatuan kesatuan, yang menjadi ekosistem dalam berbagai bidang kehidupan. 

Wayan Koster meyakinkan bahwa spirit ini menjadi kebutuhan mendesak masyarakat dunia, mengingat saat ini muncul berbagai ketegangan antar negara akibat kepentingan politik, ekonomi, dan sumber daya kehidupan negara di dunia. Selain itu, dirinya juga menyampaikan akan menghadiri acara pembukaan pertemuan R20.

Atas penyampaian Gubernur Bali, Wayan Koster, Sekretaris Jenderal Rabithah ‘Alam Islami (Liga Muslim Dunia), Syeikh Muhammad bin Abdul Karim Al Issa menyatakan sangat setuju dan sangat senang dengan pemikiran Gubernur Bali, semoga dapat diwujudkan dalam pertemuan R20.

"Peristiwa pertemuan dengan Gubernur Bali, Wayan Koster tidak akan pernah terlupakan," tegas Yang Mulia Syeikh Muhammad.