BALI TRIBUNE - Kecelakaan maut terjadi di Jalan Melasti Labuan Sait Pecatu, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Rabu (19/4) pukul 11.00 Wita. Truk Fuso P 9101 VI yang dikendarai I Komang Sukarma (45), hilang kendali lalu masuk pekarangan warga, dan menabrak Ni Wayan Aliyani (40) bersama keponakannya Ni Kadek Dwi Hana Maharani yang masih balita. Akibatnya, tante dan keponakan ini tewas terjepit antara truk Fuso bagian depan dan tembok rumah. Sementara sopir bersama keneknya dalam kondisi kritis dan masih mendapat perawatan intensif dari tim medis.
Informasi yang berhasil dihimpun Bali Tribune kemarin mengatakan, saat itu, kedua korban baru pulang membeli susu di sebuah kios yang tak jauh dari rumahnya dengan mengendarai sepeda motor DK 8349 DH. Tiba-tiba mobil truk jenis Fuso yang bergerak dari arah timur (pertigaan Labuan Sait-Uluwatu) menuju ke barat (Pantai Labuan Sait) melaju liar di jalan turun dan masuk ke pekarangan rumah korban dan menabrak kedua korban hingga terjepit di antara truk maut dengan tembok dapur rumahnya.
Akibatnya, kedua korban meregang nyawa di lokasi kejadian dengan kondisi mengenaskan, cedera kepala berat (CKB), patah tulang dan luka terbuka di sekujur tubuh. Sementara sopir dan keneknya terjebak dan terjepit dengan kondisi kaki patah. Usai dievakuasi, jenazah korban dibawa ke RS Sanglah untuk divisum. Sopir dan kenek yang menderita patah tulang untuk mendapatkan penanganan pihak medis.
Kasat Lantas Polresta Denpasar, Kompol Heri Supriawan yang ditemui di lokasi kejadian menerangkan, dari pemeriksaan awal terkait musibah ini dugaan awal mobil truk yang baru tiba di Bali dari Surabaya pada Rabu dini hari itu mengalami rem blong. Pasalnya, jalan yang menurun membuat mobil itu tidak bisa terkendali.
Bahkan, dari pengakuan sejumlah saksi, sebelum musibah mesin mobil mati dan segala yang ada di balik kemudi tidak bisa berfungsi. Selain itu, laju kendaraan tersebut sempat oleng ke kiri dan selanjutnya ke kanan yang menyebabkan masuk ke dalam pekarangan rumah korban.
“Dugaan awal memang rem blong. Tapi, kita tetap melakukan penyelidikan terlebih dahulu. Hal ini, diperkuat tidak adanya bekas pengereman yang terjadi di aspal sepanjang mobil itu hilang kendali,” terangnya.
Truk tersebut diduga sudah kehilangan kendali sekitar 30 meter sebelum akhirnya menabrak kedua korban. Pihak keluarga tidak ada yang melihat langsung musibah itu karena hanya ada kedua korban di rumah. “Setelah terjadi bunyi tabrakan yang cukup kuat, tetangga yang datang ke lokasi sudah mendapati kedua korban terjepit di antara truk itu. Bahkan, bangunan dapur permanen pun ikut hancur separuhnya karena kuatnya tabrakan,” paparnya.
Salah satu keluarga korban, Wayan Reken (60) mengisahkan, korban merupakan ipar. Korban Ni Kadek Dwi Hana Maharani merupakan anak kedua dari pasangan I Komang Diomantara (28) dan Ni Wayan Sukartini (25). Kedua orang tua korban saat musibah maut itu sedang bekerja, sang ibu bekerja di hotel dan ayah bekerja sebagai penjaga usaha di Pantai Dreamland.
Setiap harinya, bocah perempuan ini dititipkan kepada Ni Wayan Aliani yang merupakan istri dari Made Duana (43), kakak kandungnya “Tiap hari memang sama dia (korban Ni Wayan Aliani). Kalau bapak dan ibunya berangkat kerja, korbanlah yang mengurusnya mulai dari membuat susu hingga makan dan mandinya,” tuturnya.
Ia mengakui, jika musibah tersebut membuat keluarga besar sangat terpukul. Bahkan, keluarga dari kedua belah pihak yang sudah berkumpul di lokasi kejadian tidak bisa berbuat banyak. Semuanya masih dalam keadaan shock berat. Sang ibu dan ayah dari bocah tersebut bahkan berkali-kali pingsan. Sebaliknya, suami dari Ni Wayan Aliani juga mengurung diri di dalam kamar lantaran belum bisa menerima kenyataan pahit tersebut.
“Siapapun pasti shock dengan kejadian ini. Kami tidak menyangka musibah ini, namun, kita mencoba ikhlas untuk musibah ini. Semua kerabat sudah ada di sini untuk memikirkan langkah selanjutnya. Karena sore ini (kemarin) kita buat upacara ngulapin dan besok (hari ini), akan dikuburkan di kuburan Pecatu,” tukasnya.