Tekanan Harga Komoditas Menyebabkan Tekanan Inflasi Bulanan di Bali | Bali Tribune
Diposting : 6 August 2023 18:47
ARW - Bali Tribune
Bali Tribune / Kepala Perwakilan Bank Indonesia, Erwin Soeriadimadja.

balitribune.co.id | Denpasar - Tekanan harga pada beberapa komoditas seperti angkutan udara, canang sari, dan biaya pendidikan menjadi penyebab utama inflasi bulanan. Inflasi ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti, adanya kenaikan tarif angkutan udara terjadi seiring dengan tingginya permintaan selama puncak libur sekolah pada awal Juli 2023, harga canang sari mengalami kenaikan karena permintaan meningkat menjelang perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan di awal Agustus 2023 dan biaya pendidikan, terutama untuk SMP, SD, dan bimbingan belajar, meningkat seiring dimulainya tahun ajaran baru.

"Meskipun demikian, inflasi tertahan oleh penurunan harga beberapa komoditas seperti tomat, cabai rawit, bawang merah, mangga, dan bahan bakar rumah tangga. Penurunan harga cabai merah dan bawang merah disebabkan oleh peningkatan pasokan akibat musim panen," ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia,  Erwin Soeriadimadja, Jumat (4/8).

Erwin Soeriadimadja mengingatkan bahwa dalam bulan Agustus 2023, ada risiko kenaikan inflasi yang perlu diwaspadai, terutama terkait permintaan tinggi untuk barang-barang perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan, seperti canang sari, buah-buahan, dan kue. "Selain itu, penyesuaian tarif layanan penyeberangan Kapal Feri Gilimanuk-Ketapang dan gelombang laut tinggi juga berpotensi menyebabkan kenaikan biaya transportasi pengiriman barang dari Jawa ke Bali," imbuhnya.

Namun, ada faktor-faktor yang dapat menahan inflasi, seperti tren penurunan harga avtur dan normalisasi permintaan setelah berakhirnya libur sekolah, yang berpotensi mendorong penurunan tarif angkutan udara. "Meski demikian, ada risiko kenaikan tarif angkutan udara pada minggu IV Agustus 2023 terkait penyelenggaraan event Bali Marathon," katanya.

Untuk mengendalikan inflasi, TPID Provinsi dan Kabupaten/Kota di Bali telah melakukan berbagai langkah, termasuk penyelenggaraan pasar gotong royong dan pasar murah menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan, pemantauan di pasar dan distributor untuk memastikan ketersediaan pasokan, memperluas dan meningkatkan kerja sama antar daerah, serta mendorong peran Paiketan Perumda Pangan Bali sebagai offtaker untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga bahan pangan strategis.