balitribune.co.id | Gianyar - Keberadaan Pekerja Mingran Indonesia (PMI) yang kini pulang kampung masih menjadi momok di masyarakat lantaran rentan menjadi pembawa Virus Covid-19. Buktinya satu persatu keluarga PMI, kini ikut terpapar, lantaran PMI menjalani karantina mandiri di rumahnya bersama keluarga. Di RSU Sanjiwani Gianyar, Kamis (10/4) kemarin, juga menerima pasien rujukan, seorang ibu dari Bangli dan hasil Swab Test menunjukan postif terpapar virus Pandemi ini. Anggota keluarga pasien pun kini harus menjalani karantina di tempat Karantina Bedulu yang disiapkan Pemkab Gianyar.
Dari informasi yang diterima, Kamis (10/4), pasien dengan inisial Ni Nyoman K ini berasal dari Desa Belanga, Kintamani Bangli. Ibu ini mengalami gejala terinfeksi Virus Covid-19 dan sempat dirawat di salah satu rumah sakit swasta di Bangli, lanjut dirujuk ke RSU Sanjwinai Gianyar. Pasien ini disebutkan sempat mengalami batuk-batuk , muntah dan pusing. Dan setelah dilakukan swab test dinyatakan positif terinfeksi virus Covid-19.
Ibu ini diduga terpapar dari anaknya, I Komang AR yang seorang PMI yang baru datang bekerja di Yunani dan dalam perjalanan pulang sempat transit di Dubai. Komang sendiri sudah pernah menjalani Rapid Test dan dinyatakan postif . Dari kronologis ini, kini seluruh anggota keluarganya pun menjalani rapid test dan syukurnya negatif.
Kepala Satgas Covid-19 Gianyar, Made Gde Wisnu Wijaya saat dikonfirmasi, membenarkan jika RSU Sanjiwani kini merawat pasien positif Covid-19 rujukan dari Bangli. Mengantisipasi terjadinya penyebaran, kini seluruh keluarga pasien sudah langsung dikarantina. “Keluarga pasien, kami karantina di Bedulu, Blahbatuh yang disiapkan Pemkab Gianyar. pasien ini diduga terpapar dari anaknya yng seorang PMI,” ungkap Sekda kabupaten Gianyar ini.
Penyebaran virus Covid-19 dari PMI yang baru datang dari luar negari inipun membuat pihak keluarga PMI dan masyarakat semakin was-wsa. Karena banyak PMI yang sudah menjalani karantina mandiri selama 14 hari di rumah, mengalami kondisi drop. Pihak keluarga pun was-was, karean saat datang dari luar negarai mereka cukup menyodorkan keterangan sehat dari negara asal kedatangan. Sebagaiman halnya rasa was-was yang dirasakan oleh seorang Ibu asal Banjar Bonbiyu, Desa Saba, Bahbatuah. Saat ditemui di depan ruang Isolasi Covid-19 RSU Sanjiwani mengungkapkan jika anak perempuannya baru pulang dari Dubai. Saat pulang ke Bali hanya disarankan menjalani karantina mandiri di rumah, namun di hari ke-12, anaknya demam dan mengalami sesak nafas. “Saya masih menunggu hasilnya, anak saya sedang di ruang isolasi untuk menjalani pemeriksaan. Mudah-midahan tidak terjadi apa-apa,“ ujarnya dengan wajah was-wasnya.
Sementara itu, di Desa Petulu, Ubud, Ni Ketut J, seorang Ibu Rumah tangga terpaksa menahan rasa rindunya terhadap suami yang baru pulang dari kapal pesiar. Dengan pertimbangan berjaga-jaga demi keselamatan tiga anak-anak yang masih kecil-kecil dan keluarga lainnya, sang suami terpaksa di karantina di tempat terpisah. “Saya tempatkan suami tinggal sementara selama 14 hari di rumah kerabat yang kebetulan tidak ditempati. Anak-anak belum sempat ketemu dia,” terang Ketut.