BALI TRIBUNE - Presiden Joko Widodo menegaskan Pulau Bali aman dikunjungi wisatawan untuk menghabiskan akhir tahun. hal itu dibuktikan digelarnya rapat terbatas kabinet kerja di Pulau Dewata beberapa waktu lalu.
"Bali itu aman dipakai untuk akhir tahun, jadi jangan sampai ada sebuah persepsi karena ada masalah erupsi di Gunung Agung. Karena itu jauh dari tempat erupsi Gunung Agung," ujar Jokowi saat itu.
Dalam rapat terbatas itu juga dibahas pembangunan ekonomi. Termasuk terkait erupsi Gunung Agung. "Rapat ini baik yang berkaitan dengan Gunung Agung, juga ekonomi," ujar Jokowi.
Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan kondisi Pulau Bali aman dikunjungi wisatawan. "Silakan bagi masyarakat yang akan berkunjung atau berwisata ke Bali. Tidak perlu takut dan khawatir. Obyek wisata di Bali aman, seperti Tanah Lot, Sanur, Pantai Pandawa, Gunung Batur, Ubud, Pantai Kuta, Pantai Padang-Padang, Lovina, Dream Land, Nusa Dua dan lainnya," demikian BNPB dalam lamannya.
Sementara itu ditegaskan pula oleh Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan usai mengunjungi pos pengamatan Gunung Agung didampingi Menteri ESDM Ignatius Jonan, menteri teknis yang membidangi vulkanologi.
"Dari hasil paparan vulcanologist tadi, statusnya Gunung Agung tuh tetap memang di Awas, tapi hanya pada radius, saya ulangi yah, hanya pada radius 10 km, ulangi 10 km paling jauh itu sisanya seluruh Bali normal," tegas Luhut B Pandjaitan kepada media.
Bali masih menjadi destinasi pariwisata yang aman untuk berlibur pada akhir tahun. Statement resmi Menkomar Luhut ini mengakhiri segala spekulasi soal Gunung Agung, yang membuat pelaku usaha pariwisata di Bali betul-betul terpukul. Ini juga berarti, Bali makin kondusif dikunjungi wisman maupun wisnus.
Dengan kondisi kondusif tersebut, Menko Maritim Luhut B. Pandjaitan mengimbau masyarakat untuk tidak mengurungkan niatnya berlibur ke Bali sepanjang masih berada di luar radius 10 km dari Gunung Agung. "Itu tolong sampaikan supaya semua tetap berlibur ke Bali, tidak usah ditangguhkan," tuturnya serius.
Pun kepada instansi pemerintah, Menko Luhut meminta agar kegiatan yang telah diagendakan untuk dilaksanakan di Bali tidak dialihkan. "Nanti saya lapor ke Presiden, kebetulan saya akan menghadap nanti, supaya pemerintah tidak mengalihkan tempat konferensinya dari Bali. Supaya kita sesama orang Indonesia sendiri bisa menunjukkan kebersamaan kita dalam keadaan yang seperti begini,"urainya.
Terakhir, Menko Luhut menegaskan pertemuan tahunan International Monetary Fund dan World Bank yang rencananya akan digelar di Bali, Oktober 2018 tidak akan dipindahkan lokasinya. "Tidak ada alasan kami untuk memindahkan pertemuan _IMF-World Bank_ kalau dengan status seperti sekarang ini," pungkasnya.
Terlebih lagi, menurutnya Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) sudah memberikan dukungan penuh agar turis datang ke Bali.
Hal yang membuat kondusif Bali adalah kondisi teknis yang membuktikan Bali semakin aman. Perhitungan arah angin, tambah Menko Luhut, juga menuju ke timur sehingga abu letusan Gunung Agung diperkirakan tidak akan mengganggu aktivitas penerbangan di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali. "Kalaupun ada perubahan _minor_ (kecil) ke arah timur menurut pak Jonan (Menteri ESDM), ada NOTAM yang bisa diberitahukan," tambahnya.
Hasil perhitungan dan pengamatan itu disampaikan Menko Luhut dengan didampingi oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, Kepala Kepala Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan Kementerian ESDM Rudy Suhendar dan Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Kementerian Pariwisata Dadang Rizki Ratman.
Untuk memastikan keamanan kondisi Gunung Agung apabila terjadi letusan, Menko membeberkan bahwa kementerian ESDM atau badan vulkanologi telah membuat simulasi bahaya berdasarkan potensi aliran awan panas, aliran lahar maupun penyebaran abu vulkanik dengan berbagai skenario. "ESDM atau vulcanologist (vulkanolog, red:PVMBG) sudah membuat simulasi 20 juta lahar yg ada kalo dia meledak 2,5 juta apa dampaknya, kalau meledak 5 juta lahar apa dampak nya atau sampai 20 juta lahar itu apa dampaknya," sebut purnawirawan Jenderal itu.
Simulasi itu, tambahnya, menunjukkan bahwa daerah-daerah pariwisata yang lokasinya berada di luar radius 10 km dari puncak Gunung Agung dalam kondisi normal dan aman.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menuturkan bahwa pihaknya telah memperhitungkan kondisi cuaca terutama arah angin dan hujan terhadap sebaran abu yang berpotensi dapat mengganggu penerbangan.
"Diperkirakan secara umum pada Bulan Januari di Indonesia, bahkan juga di Pulau Bali angin bertiup dari Barat ke arah timur. Demikian juga pada lapisan 500 milibar atau sekitar 1000 milibar atau di sini sekitar 1500 meter. Nah di situ arah angin juga masih bertiup ke arah Timur, sehingga seandainya terjadi erupsi dan mengeluarkan abu, abu itu akan bergerak ke arah Timur tidak mengganggu di Bandara Ngurah Rai," jelas mantan Rektor UGM tersebut.
Kondisi ini, menurutnya, dibantu oleh curah hujan menengah yang bisa mencapai 300 mm. "Artinya hujan ini terjadinya masih berada mulai dari atas ketinggian gunung sehingga abu dapat mencuci udara,"tambah Dwikorita.
Menteri Pariwisata Arief Yahya juga ikut merespon. Dirinya tak pernah ragu untuk menyebut Bali sebagai destinasi dunia. Bahkan di tengah aktivitas Gunung Agung yang meningkat, Bali diyakini masih memancarkan pesonanya. "Situasi Bali kian hari kian kondusif. Kalau saya lihat di Media Sosial, Bali sudah normal. Suasana Kuta, Nusa Dua, Ubud, Sanur, Seminyak, Tanah Lot, Uluwatu, wisatawan oke-oke saja," ujar Arief Yahya, Menteri Pariwisata RI.