PAD Anjlok, Penerimaan Pajak Digenjot | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 27 Desember 2024
Diposting : 29 May 2017 20:10
San Edison - Bali Tribune
DPRD
Wakil Ketua Komisi I DPRD Provinsi Bali Wayan Tagel Arjana, saat memimpin Komisi I DPRD Provinsi Bali berkoordinasi dengan UPT Samsat Buleleng.

BALI TRIBUNE - Komisi I DPRD Provinsi Bali melakukan koordinasi dengan UPT Samsat Bapenda Provinsi Bali di Kabupaten Buleleng, Sabtu (27/5). Dalam koordinasi tersebut Wakil Ketua Komisi I DPRD Provinsi Bali Wayan Tagel Arjana dan anggota diterima Kepala UPT Samsat Ida Bagus Suhita, dan jajaran.

Menurut Tagel Arjana, pada tahun 2016 lalu pendapatan asli daerah (PAD) Provinsi Bali untuk pertama kalinya mengalami penurunan dalam 12 tahun terakhir. Tak tanggung-tanggung, penurunan tersebut mencapai 8,5 persen.

“Bahkan penurunan ini diprediksi kembali terjadi pada tahun 2017 ini. Agar ini tidak terjadi, kita mendorong agar sumber-sumber penerimaan pajak digenjot, termasuk di UPT Samsat,” ujar Tagel Arjana.

Terkait hal ini, kata politisi asal Gianyar itu, pihaknya ingin mengetahui kinerja UPT Samsat. Apalagi, UPT Samsat di Buleleng ini memiliki prestasi dengan berbagai terobosan yang dilakukan selama ini.

“Harapan kami, PAD Provinsi Bali dapat meningkat, tahap demi tahap. Masyarakat juga sadar akan kewajibannya membayar pajak. Apalagi masih banyak ditemukan kendaraan yang berubah fungsi, bodong. Ini perlu dicarikan solusi atau terobosan,” tutur Tagel Arjana.

“Perubahan pajak progresif dari KK menjadi KTP juga ternyata belum menggugah kesadaran masyarakat untuk samsat kendaraan. Ini juga harus dipikirkan bagaimana caranya untuk menggugah kesadaran masyarakat wajib pajak,” imbuh Sekretaris Fraksi Partai Gerindra DPRD Provinsi Bali ini.

Sementara itu Kepala UPT Samsat Ida Bagus Suhita, mengatakan, di UPT ini ada 58 pegawai kontrak. Rata-rata penerimaan PKB di UPT ini, Senin-Kamis, sebanyak 800 kendaraan/hari. Adapun hari Jumat sekitar 500 kendaraan/hari. “Dengan ada kenaikan PNBB, masyarakat belum tahu ada kenaikan, sehingga tidak mau balik nama, hanya samsat biasa,” jelasnya.

Ia menyebut, UPT Samsat Buleleng mendapat prestasi, karena inovasi yang diterapkan di Samsat se-Bali berasal dari Buleleng. Seperti nomor antrian, absen ibujari, dan koorporasi BUMDes ber-Samsat. Bahkan dari 91 BUMDes di Buleleng, sudah 40 BUMDes yang menandatangani MoU dengan UPT Samsat Buleleng.