BALI TRIBUNE - Program bunga pinjaman rendah melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) ternyata sangat diminati di Denpasar. Bahkan pencapaiannya sampai tanggal 31 Oktober 2017, dari 35.914 debitur (rekening) sudah tersalur Rp 823 miliar lebih.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Denpasar, Made Erwin Suryadarma Sena, S.E.,M.Si., Jumat (8/12) kemarin di Denpasar menjelaskan data yang dikumpulkan terkait penyaluran KUR di Denpasar sudah cukup banyak. Hal ini kata Erwin patut diapresiasi kepada seluruh pelaku usaha yang mendapatkan KUR dapat melaksanakan kewajiban membayar cicilan dengan baik.
Terbukti nonperforming loas (NPL) cukup kecil ada di level dibawa 1 persen tepatnya 0,51 persen.
''Data yang kami miliki, plafon KUR di Denpasar tahun 2017 sebesar Rp 1,201 triliun lebih untuk mikro Rp 903 miliar lebih dan retail Rp 297 milyar. Namun sampai 31 Oktober bank debet baru Rp 823 miliar lebih (mikro Rp 600.941 miliar lebih dan Retail Rp 222,416 miliar lebih) sehingga total Rp 823 miliar lebih. Besaran KUR yang tersalurkan kepada 35.914 rekening,'' kata Erwin Suryadarma Sena.
Pihaknya mengaku bangga kepada penerima KUR dapat melaksanakan kewajibannya untuk membayar cicilan dengan baik. Terbukti NPL KUR di Denpasar sangat rendah hanya 0,51 persen. Dan kedepan agar yang belum melakukan tanggungjawab agar bisa mengembalikan pinjamannya dengan baik.
Menurut Erwin, jumlah pelaku usaha di Kota Denpasar sebanyak 30.764 terdiri dari pelaku usaha mikro sebanyak 30.366, pelaku us kecil 442 dan pelaku usaha menengah sebanyak 276 unit. Jumlah ini memang masih banyak yang belum terdata, karena diantara pelaku tersebut belum berijin. Atau, banyak yang menjadi pelaku usaha pemula.
''Kami juga berharap semua pelaku usaha agar segera mencari ijin usaha. Untuk mikro mencari ijin sangat mudah. Dengan memohon IUMK dengan persyaratan mudah dan gratis. Prosesnya juga sangat cepat, hanya perlu wakti satu sampai du hari saja sudah selesai, asal persyaratannya lengkap,'' jelasnya.
Erwin menambahkan, pemerintah komitmen mengembangkan pelaku usaha. Karena bertambah dan berkembangnya pelaku usaha mampu menumbuhkan perekonomian. Survei membuktikan, suatu negara yang memiliki pelaku usaha lebih dari 2 persen memiliki ekonomi tangguh. Seperti Negara Jepang jumlah wirausahanya diatas 10 persen dibandingkan jumlah penduduknya. Amerika Serikat di atas 12 persen dan negara-negara maju lainnya semuanya jumlah wirausahanya diatas 2 persen.
''Kami di Denpasar juga menargetkan perkembangan wirausaha baru sebanyak-banyaknya. Bukan hanya sekadar mencetak wirausaha, tapi pelakunya juga wajib berkompeten. Sehingga Denpasar sudah dicanangk menjadi Kota Kompeten. Yakni dengan mengajak setiap pelaku usaha memiliki sertifikat kompeten,'' harap Erwin Suryadarma Sena.