Diposting : 23 June 2021 23:53
RAY - Bali Tribune
balitribune.co.id | Denpasar - Peredaran gelap narkoba di Bali setahun terakhir sangat tinggi. Perekonomian saat ini terpuruk akibat wabah Covid-19. Namun peredaran narkoba di Bali selama Covid - 19 mengalami peningkatan signifikan. Hal itu disampaikan Direktur Reserse Narkoba Polda Bali Kombes Pol Mochamad Khozin kepada Bali Tribune di Mapolda Bali, Rabu (23/6/2021).
"Tahun 2020 Direktorat Reserse Narkoba Polda Bali ditargetkan untuk mengungkap 80 kasus. Tetapi sampai akhir tahun, kami berhasil mengungkap 164 kasus. Ini naik dua kali lipat," ungkapnya.
Dikatakan Kozin, para tersangka narkoba yang berhasil diungkap tersebut, sebanyak 60-70 persen adalah masyarakat lokal Bali. Yang lebih mengkhawatirkan, para pelaku adalah usia produktif antara 17 tahun sampai 30 tahun. Mayoritas para tersangka adalah pengangguran.
"Hingga kini belum tanda-tanda penurunan, baik pengedar maupun pemakai," ujarnya.
Melihat situasi ini, Khozin berharap peran serta masyarakat dalam memerangi narkoba. Sebab, Bali sudah tergolong darurat narkoba. Oleh karenanya perlu peran serta dan kerjasama semua pihak. Sehingga upaya pemberantasan narkoba tidak hanya dilakukan oleh Kepolisan bersama instansi terkait.
"Boleh dikatakan, Bali saat ini dalam bahaya narkoba. Kalau kita tidak eksis untuk perang terhadap narkoba, Bali terancam. Bali ini adalah etalase Indonesia. Orang datang ke Indonesia tujuan utamanya adalah Bali. Sebagai tujuan wisata dunia, Bali harus dirawat dari berbagai hal termasuk dari pengaruh narkoba," tegasnya.
Berbagai faktor peredaran narkoba meningkat pada masa pandemi Covid-19. Misalnya, ada yang pengaruh tidak ada pekerjaan. Ada juga karena memang pemakai dan pengedar. Tingginya peredaran narkoba di Bali membuat Dit Resnarkoba Polda Bali bekerja ekstra keras. Baik dengan melakukan pengungkapan kasus maupun dengan langkah-langkah pencegahan.
Ia juga berharap peran serta media massa untuk melakukan edukasi kepada masyarakat secara luas. Bagaimana tanda atau ciri-ciri dari orang yang pemakai narkoba bahkan ciri orang menjual narkoba. Setidaknya pemahaman itu sudah di mulai dari lingkup keluarga.
"Orang terlibat narkoba, cirinya seperti jarang pulang ke rumah, malas makan, malas mandi, malas beraktifitas. Itu adalah ciri-ciri orang terpapar narkoba. Orang kalau sudah kena narkoba tidak pikir dengan kebersihan. Maka kalau ciri-ciri itu ada orangtua harus mendalami untuk mengetahui apa yang terjadi dengan anak atau anggota keluarganya," terang mantan Kabidkum Polda Bali ini.
Perwira dengan pangkat tiga melati ini mengimbau masyarakat untuk tidak takut memberikan informasi kepada polisi tentang narkoba. "Kalau takut sampaikan kepada polisi, bisa juga sampaikan kepada media. Selain peran sebagai edukasi, kami juga mohon bantuan dari teman-teman wartawan untuk tidak terburu-buru. Misalnya, satu kasus masih ada pengembangan maka dikoordinasikan dulu. Mana yang perlu segera diberitakan dan mana yang ditahan dahulu," imbuhnya.