Pawai Budaya HUT ke-245 Kota Gianyar benar-benar menjadi magnet masyarakat Bali. Menampilkan karya inovatif, menyedot puluhan ribu penonton, tahun ini masing-masing delegasi mengemas bunga dan buah dan kehidupan pertanian dan atraksi seni yang memulaku.
Peserta pawai dari tujuh kecamatan dan satu sekolah mendapat sambutan hangat dari ribuan penonton yang memadati Lapangan Astina Gianyar. Dibuka Bupati Gianyar Anak Agung Gde Agung Bharata, Sabtu (16/4), para peserta pawai menampilkan kesenian sesuai potensi kecamatan dengan mengambil tema besar, Inspirasi Bunga dan Buah Nusantara.
Puluhan ribu warga juga tampak berjubel membanjiri tepian jalan yang dilewati peserta menuju menyaksikan penampilan para peserta. Semangat dan antusiasme juga terpancar dari rawut wajah para peserta pawai. Hal ini terlihat dari senyuman dan atraksi yang mereka tampilkan di hadapan bupati dan undangan. Demikian juga dengan masyarakat yang menyaksikan pawai tersebut juga bersemangat kendati berada di bawah terik matahari.
Pawai diawali penampilan SMK 3 (KOKAR) Sukawati dengan mengusung fragmentari berjudul “Adi Budaya”. Disusul duta Kecamatan Tegalallang dan Payangan mempersembahkan fragmentari berjudul “Nyelung”, artinya upacara pesembahan untuk kebaikan. Lanjut Duta Kecamatan Tampaksiring dan Gianyar mengambil tema “Tirta Empul Pilar Subak di Bali”.
Sementara duta Kecamatan Sukawati dan Ubud mempersembahkan cerita tentang “Walter Spies, dimana bagi masyarakat Bali, khususnya warga masyarakat Ubud, merasakan kehadiran “Walter Spies” memberi pengaruhnya terhadap perkembangan seni dan pariwisata Bali.
Penampilan terakhir dari Kecamatan Blahbatuh sebagai Duta Kabupaten Gianyar pada ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) Tahun 2016 Provinsi Bali, menampilkan cerita “Arya Bebed” yang menceritakan perjuangan “Ki Jamong” putra dari “Luh Sekarini” mencari ayahnya seorang Patih Hamengku Bhumi di Majapahit, “Gajah Mada” namanya. Setelah Ki Jamong menunjukkan kain poleng pemberian sang ayah kepada ibunya ketika di Bali, Ia diakui sebagai putranya. Karena istri Gajah Mada “Ken Bebed” tidak punya putra, maka dia (Ken Bebed) mengadopsinya sebagai putra, dan diberi nama “Arya Bebed”. "Unsur yang ditonjolkan lebih kepada bunga dan buah-buahan sebagai materi pawai, sesuai dengan tema Inspirasi Bunga dan Buah Nusantara," ujar Ketua Panitia Hari Jadi ke-245 Kota Gianyar Cokorda Rai Widiarsa Pemayun.
Paparnya, awai tahun ini mengangkat sumber daya alam sebagai materi pawai seperti menampilkan gebogan buah dan bunga serta mobil hias sebagai pendukung fragmentari, juga menggunakan material buah dan bunga.
Pelaksanaan Pawai Budaya tahun ini diikuti delapan peserta yaitu SMK Negeri 3 Sukawati dan tujuh kecamatan. Perbedaannya dengan pawai tahun sebelumnya, yaitu tujuh kecamatan dibagi menjadi empat yaitu dua kecamatan digabung menjadi satu kecuali Kecamatan Blahbatuh. Sekitar 2.500 seniman berpartisipasi dalam pawai budaya tahun ini
Sementara Bupati Agung Bharata mengatakan, tema “Inspirasi Bunga dan Buah Nusantara diangkat untuk mendukung gerakan pemerintah pusat dalam mengembangkan kawasan bunga dan buah nusantara. “Tujuannya adalah mensosialisasikan dan mengajak masyarakat untuk mencintai bunga dan mengkonsumsi buah nusantara, demi kesejahteraan petani, pelestarian seni-budaya, kearifan lokal dan mencegah alih fungsi lahan,” ungkap Bupati Agung Bharata.
Ditambahkan, bunga dan buah sangat menginspirasi kehidupan manusia, termasuk kearifan lokal, seni budaya dan sudah pasti mensejahterakan kehidupan petani.