Diposting : 7 July 2020 23:37
Nyoman Astana - Bali Tribune
Balitribune.co.id | Gianyar - Di jalur penghubung antara Desa Pejeng Kelod, Tampaksiring, dan Desa Siangan, Gianyar, pengemudi kendaraan roda empat wajib adu nyali karena harus melintasi aliran sungai. Sementera pengandara roda dua, kerap memanfaatkan jalan setapak di atas bendungan. Namun, hingga akhir tahun 2020 ini, pemandangan kendaraan berendam di sungai ini dipastikan tidak ada lagi. Karena, Pemkab Gianyar mulai membangun jembatan permanen sepanjang 35 Meter, sebagaiman diharapan masyarkt selama puluhan tahun.
Dari keterangan yang dihimpun, Selasa (7/7), tidak tanggung-tanggung, Pemkab Gianyar sudah menyiapkan anggaran Rp 11 miliar lebih untuk pembangunan jembatan Permanen, di sisi selatan Bendungan Bandung, sungai Pakerisan yang menghubungkan Desa Pejeng Kelod, Tampaksiring dan Desa Siangan Gianyar. Proses pembangunan Jembatan pun sudah dimulai berproses dan ditargetkan rampung di pertengahan Desember 2020. Keberadaan jembatan tersebut juga diharapkan menjadi barometer tumbuhnya sektor perekonomian baru di Kabupaten Gianyar.
Saat dikonfirmasi, Kepala Bidang Bina Marga PU Gianyar I Made Astawiguna membenarkan pembanguna jembatan ini. Disebutkan, pembangunan jembatan ini merupakan satu di antara sejumlah pembangunan infrastruktur, yang dipertahankan Bupati Gianyar, Made Mahayastra di tengah rasionalisasi anggaran pasca pandemi covid-19. Hal tersebut dikarenakan, pengadaan jembatan ini merupakan hal yang vital bagi pembangunan perekonomian Gianyar. “Di jalur ini, aksebilitas masyarakat sangat padat. Biasanya, untuk kendaraan sepeda motor mereka melintas di atas jalan bendungan yang luasnya sekitar 1,5 meter. Sementara kendaraan roda empat biasanya melintas di tengah sungai,” ungkapnya.
Dalam pagu anggaran, proyek jembatan tersebut dianggarkan sebesar Rp 12 miliar. Dalam proses tender, pemenang tender menyepakati Rp 11 miliar lebih. Jembatan ini nantinya akan dibangun sepanjang 35 meter dengan lebar tujuh meter. Dibangun di atas sungai yang saat ini dipergunakan untuk jalan mobil. Struktur jembatan ini nantinya akan menggunakan beton prategang. Dana miliaran rupiah tersebut tidak hanya untuk pembangunan jembatan, tetapi juga untuk penataan jalan sepanjang sekitar 800 meter, yang menjadi akses menuju jembatan ini. “Jembatan ini nantinya akan menjadikan jalur ini sebagai jalur terdekat menuju pusat perekonomian Ubud dan Gianyar. Bahkan masyarakat dari Bangli juga memanfaatkan sungai ini. Karena itulah, bupati mempertahankan agar jembatan ini tetap dibangun meskipun dalam situasi Covid-19,” tandasnya.
Keberadaan jembatan tersebut, kata dia, selain akan memudahkan aksebilitas masyarakat, juga diharapkan menjadi barometer lahirnya destinasi pariwisata baru. Sebab sepanjang aliran sungai, terdapat banyak potensi wisata alam. Disebutkan , hingga saat ini ada beberapa objek wisata belum digarap, dan juga belum dikenal lantaran terkendala akses. “Dengan adanya jembatan ini, kita yakin ada banyak destinasi baru yang bangkit,” tegasnya.