Jalan Penghubung Bebandem-Selat Dibiarkan Hancur | Bali Tribune
Diposting : 15 May 2017 19:35
redaksi - Bali Tribune
HANCUR
HANCUR – Jalan akses ekonomi warga Selat dan Bebandem yang hancur dan nyaris seperti sirkuit offroad.

BALI TRIBUNE - Masyarakat di Dusun Yeh Kori, Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem dan masyarakat di Kecamatan Selat, Karangasem, mulai mengeluhkan hancurnya badan jalan sepanjang tiga kilometer yang menghubungkan dua kecamatan tersebut. Mereka tidak dapat berbuat banyak selain memaksa melintas di ruas jalan hancur berbahaya yang sudah beberapa kali memakan korban, lantaran tidak ada akses jalan lain yang bisa dilalui.

Berdasarkan informasi yang dihimpun koran ini, Minggu (14/5), ruas jalan dengan lebar lima meter tersebut sangat vital bagi masyarakat, karena menjadi satu-satunya akses ekonomi dan mobiilitas warga baik warga Selat yang hendak ke Bebandem maupun sebaliknya. Jalan itu dibuka dan mendapatkan pegaspalan ketika masa pemerintahan Bupati Karangasem I Gede Sumantara. Artinya sudah hampir 15 tahun sejak jalan tersebut dibangun tidak pernah ada perbaikan.

Wayan Sudarma (46), salah satu warga di Dusun Yeh Kori, Jungutan, Bebandem, mengungkapkan, saat itu mantan Bupati Karangasem I Wayan Geredeg sempat menjanjikan akan mengaspal ruas jalan tersebut, dan saat ini warga di dua kecamatan tersebut berharap Bupati IGA Mas Sumatri bisa memperbaiki akses ekonomi warga di dua kecamatan tersebut, mengingat kondisi ruas jalan itu sudah sangat parah dan membahayakan. “Dulu zaman Bupati Pak Geredeg sempat dijanjikan jalan ini akan diaspal,” sebut Sudarma.

Dari pantauan koran ini, akses jalan itu memang cukup vital, selain menghubungkan dua kecamatan, akses jalan itu juga merupakan jalan lingkar menuju Pura Khayangan Jagat Pasar Agung, Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Pasar Agung Dauhan dan Pasar agung Jungutan, Bebandem serta Pasar Agung Jungutan atau Pasar Agung Danginan. “Jalan ini juga melewati Pura Segara di Dusun Tukad Sabuh, Duda Utara, Selat. Kalau rusaknya jalan ini mulai dari Dusun Tukad Sabuh, sampai Dusun Yeh Kori,” kata Sudarma.

Ni Wayan Wartini warga asal Desa Sebudi, Selat, yang kebetulan melintas di jalan hancur itu, juga mengeluhkan hal yang sama. Dia mengaku harus ekstra hati-hati jika melintas di jalan tersebut, utamanya saat berangkat kepasar saat subuh. Jika tidak bisa tersungkur dan hasil panen yang mau dijual bisa berserakan atau bahkan jatuh ketebing.

Perbekel Amertha Buana, Selat, I Wayan Suara Arsana, kepada wartawan menjelaskan, sebenarnya perbaikan jalan itu sudah diajukan dalam Musrenbang dan bahkan menempati urutan atau rangking satu. Sayangnya kendati sudah masuk usulan nomor satu, sampai saat ini perbaikan jalan itu tak juga masuk dalam prioritas.