Harga Bawang Merah dan Tomat Anjlok = Panen Melimpah, Petani Songan Meradang | Bali Tribune
Diposting : 22 September 2017 19:44
Arief Wibisono - Bali Tribune
distribusi
DI SONGAN - Gus Adhi saat meninjau ladang pertanian di Songan, Kintamani, Selasa (19/9) lalu.

BALI TRIBUNE - Anjloknya harga bawang merah dan tomat di Desa Songan, Kintamani saat panen membuat petani setempat meradang abis. Pasalnya harga jual bawang petani sangat rendah. “Pengepul bahkan menawar hanya Rp 8 ribu/kg. Jelas ini sangat rendah dan membuat petani merugi,” ungkap Ketua Kelompok Suka Karya Songan, HM Ali Basari, Selasa (19/9) lalu saat bertemu dengan Ketua Depidar SOKSI Provinsi Bali, AAB Adhi Mahendra Putra.

Menurut pria yang kerap disapa Haji Ali  jatuhnya harga bawang merah yang menjadi andalan petani setempat selain karena masuknya bawang  dari daerah lain seperti Banyuwangi dan Bima juga karena belakangan terjadi panen serentak. Ini yang membuat harga bawang setempat anjlok dan kondisi itu dimanfaatkan pengepul dan tengkulak  membeli bawang petani dengan harga murah. Menurut Haji Ali, bawang merah dari Banyuwangi dan Bima banyak membanjiri pasar di Bali. Bahkan yang dari Banyuwangi saja setiap harinya bisa masuk sampai 10 ton. Untungnya petani masih terbantu dengan penjualan eceran yang harganya lebih bagus.

“Meski sedikit, harga eceran juga sangat membantu,” tambahnya. Sebagian petani juga masih memiliki tanaman yang akan panen bulan-bulan mendatang. “Itu bertepatan dengan hari raya yang biasanya harganya akan meningkat,” jelasnya. Meski demikian ia berharap hadirnya SOKSI (Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia) dapat membantu masalah petani secara permanen baik sisi produksi, sarana dan prasarana dan pemasaran.

Menanggapi masalah petani bawang dan tomat di Kintamani tersebut, AAB Adhi Mahendra Putra yang kerap disapa Gus Adhi ini berjanji akan membantu petani. “SOKSI akan turun membantu petani agar bisa maju dan hidupnya sejahtera,” ujarnya. Bahkan Gus Adhi yang juga anggota Komisi IV DPR-RI ini  akan membantu perbaikan jalan di desa tersebut agar bisa melancarakan distribusi produk petani. “Ke depan petani perlu dibantu teknologi dan sejenis bank tani untuk menampung hasil-hasil petani sehingga harganya stabil,”ujarnya.

Apa yang menjadi masalah petani di seluruh Bali akan kita perjuangkan di Pusat. Ketua Soksi Bali yang turun ke lapangan untuk menyerap aspirasi petani  ini juga menekankan pentingnya penerapan teknologi agar hasil petani meningkat dan berkualitas. “Karena itu kita juga membantu petani di sini dengan empat unit traktor agar bisa lebih  tinggi produksinya,” jelasnya. Ke depan tambah Gus Adhi, petani  perlu mengembangkan komoditas lainnya seperti bawang putih untuk memenuhi kebutuhan pasar yang lebih luas. “Dan perlu diatur zona tanam untuk menghindari over produksi,” ujarnya.

Saat ini harga bawang di Songan sekitar Rp 8-10 ribu/kg. Menurut petani setempat harga ideal bawang mestinya di atas Rp 10 ribu/kg. “Kalau harganya di bawah itu petani tak dapat untung. Paling kita hanya dapat ongkos kerja sebagai petani,” ujar salah seorang petani.  Pasalnya untuk tanam bawang dari biaya bibit, pupuk dan saprodi lainnya serta ongkos tenaga kerja jatuhnya Rp 10 ribu/kg. Meski demikian ia tetap berharap kedepannya akan ada perbaikan seperti yang dikatakan Gus Adhi.