Bali Jadi Rujukan Penerapan Nontunai di Jalan Tol | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 27 Desember 2024
Diposting : 26 September 2017 19:48
Arief Wibisono - Bali Tribune
Ahmad Izzi
Ahmad Izzi

BALI TRIBUNE - Bali menjadi pilot project penerapan transaksi non tunai 100 % di tol untuk seluruh Indonesia. “Jadi Tol Bali Mandara ini menjadi pionirnya di Indonesia yang implementasi mulai 1 Oktober,” ujar GM Operational and Maintenance PT Jasa Marga Bali Tol (JBT), Ahmad Izzi, di sela-sela Kampanye Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) dan Soft Launching 100% Pembayaran Non-Tunai Jalan Tol Bali Mandara, Minggu (24/9) di Renon.

Sebagai pioner ataupun rujukan daerah lain dikatakan Izzi untuk penerapan transaksi non tunai 100 % tersebut berbagai persiapan sudah dilakukan dan diharapkan bisa rampung 100 persen bertepatan penarapan serentak di seluruh Idonesia pada 1 Oktober nanti. Dikatakan saat ini kesiapan rata-rata sudah 98 persen. Jadi sebelum 1 Oktober dipastikan bisa 100 persen. Izzi menambahkan pengguna jalan tol Bali Mandara saat ini rata-rata setiap hari 59 ribu kendaraan. Dengan diterapkannya 100 persen non tunai itu, nantinya akan ada peningkatan sekitar 5 persen dari pengguna tol. Saat ini baru 32 persen pengguna tol menggunakan uang elektronik. “Tentu nanti jika daerah lain ingin menerapkan non tunai mereka akan merujuk pada Bali yang sudah lebih dulu menerapkan,” tukasnya.

Seperti diketahui Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) telah dicanangkan Bank Indonesia sejak tahun 2014 untuk mengantarkan bangsa Indonesia menuju masyarakat Less Cash Society sekaligus mendukung upaya pemerintah menuju ekonomi digital. Diharapkan dengan semakin maraknya implementasi elektronifikasi pembayaran di berbagai bidang dapat menjembatani transformasi transaksi pembayaran dari tunai menjadi non tunai. Pasalnya, kebijakan moneter dianggap efektif dan efisien dalam mendukung sistem pembayaran yang lancar, cepat, tepat, dan aman yang diharapkan dapat terwujud melalui elektronifikasi transaksi keuangan.

Apalagi diakui potensi pasar Indonesia yang besar saat ini belum tereksplorasi dengan optimal. Padahal Survei yang dilakukan McKinsey & Company pada tahun 2013 menunjukkan volume penggunaan uang tunai di Indonesia masih sangat dominan khususnya untuk transaksi retail, yakni mencapai 99,4% dan termasuk yang tertinggi di ASEAN. Ada beberapa faktor yang dapat mendorong potensi elektronifikasi tersebut salah satunya adalah perkembangan sistem pembayaran di Indonesia yang terus menunjukkan peningkatan.

Statistik menunjukkan bahwa transaksi non tunai khususnya transaksi menggunakan uang elektronik secara nasional mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 79,2% (yoy) per tahun, dengan rata-rata pertumbuhan nilai transaksi sebesar 49,5% (yoy) per tahun dalam 6 (enam) tahun terakhir. Bahkan BI mencatat perkembangan infrastruktur pembayaran menunjukkan pertumbuhan yang signifikan tiap tahunnya. Dalam 3 tahun terakhir, pertumbuhan infrastruktur pembayaran yakni ATM dan EDC masing-masing mencapai 11,1% dan 18,8% (yoy).