Untuk Menjaga Ternak = Puluhan Pengungsi asal Karangasem Memilih Bertahan di Tenda | Bali Tribune
Diposting : 29 September 2017 19:59
Komang Arta Jingga - Bali Tribune
DI TENDA – Puluhan pengungsi asal Karangasem memilih bertahan di tenda di lahan eks galian C di Banjar Bongan Jawa Kawan, Desa Bongan, Kecamatan Tabanan.

BALI TRIBUNE - Dua Puluh orang pengungsi asal Banjar Teges, Desa Pempatan, Kecamatan Rendang, dan Banjar Gunung Biaung, Desa Muncan, Kecamatan Selat, Karangasem, masih tetap bertahan di tenda beratapkan terpal dan beralaskan karpet, untuk menjaga ternak mereka yang dititipkan di lahan eks galian C di Banjar Bongan Jawa Kawan, Desa Bongan, Kecamatan Tabanan. Meskipun pada malam hari minim pencahayaan, dan tentu saja banyak nyamuk dan serangga malam.

Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, di areal tersebut dititipkan 46 ekor sapi milik para pengungsi. Namun si pemilik ada yang mengungsi di wilayah Bangli maupun Klungkung, hanya saja ternak mereka dipercayakan kepada I Komang Mudata (43), dan I Made Suda (47), yang merupakan warga asal Banjar Teges, Desa Pempatan, Kecamatan Rendang, Karangasem. “Selain sapi kami, kami juga mempertanggungjawabkan sapi milik saudara, ada kakak, ada adik, ada sepupu, totalnya 46 ekor, karena ditempat mengungsi tidak ada lahan untuk menitip ternak,” ujar Mudata.

Dari pantauan di lokasi, Kamis (28/9), usai memberikan makanan kepada ternaknya, para pengungsi khususnya para laki-laki beristirahat di tenda beratap terpal yang mereka dirikan sendiri di areal tersebut. Sedangkan para pengungsi wanitanya mengisi waktu dengan membuat canang yang mereka gunakan sehari-hari untuk mebanten di pengungsian. Begitu juga pengungsi anak-anak yang terlihat bermain dan bersenda gurau. Namun khusus pengungsi anak pada malam hari tidak tidur di tenda tersebut, melainkan tidur di rumah salah satu saudaranya yang ada di Banjar Puseh, Desa Bongan, Kecamatan Tabanan, tidak jauh dari lokasi pendirian tenda. “Di sini (tenda) cuma tidur orang dewasa saja agar kami bisa menjaga ternak, kalau anak-anak tidur dirumah saudara di BTN. Dari 8 KK total ada 34 orang yang mengungsi ke Tabanan, tetapi 20 orang tidur ditenda,” lanjutnya.

Menurutnya, untuk menjaga sapi-sapinya tersebut ia memutuskan tinggal di tenda beratap terpal tersebut. Meskipun pada malam hari dingin dan siang hari cuaca menyengat, ia bersama iparnya I Made Suda tak mengeluh. “Daripada sapi ini dijual dengan harga tidak normal, lebih baik sapi ini kami rawat. Dan karena kebetulan disini ada tempat untuk menitipkan ternak ya kami bawa kesini termasuk sapi saudara kami, agar mereka dipengungsian tidak memikirkan ternaknya,” paparnya.

Sayangnya hingga hari kelima mengungsi di tenda tersebut, mereka belum mendapatkan bantuan logistic, sehingga untuk makan sehari-hari masih mengandalkan bekal sendiri dengan membeli lauk pauk di warung sekitar tenda. “Mungkin bekal kami cukup dua sampai tiga hari ke depan, sekarang sudah menipis,” tambahnya sembari mengatakan jika selain Perbekel setempat, Camat Kota Tabanan juga sudah sempat datang ke lokasi.

Sementara itu, Camat Kota Tabanan, I Putu Arya Suta menegaskan jika pihaknya, Rabu (27/9), sudah turun ke lokasi untuk mengetahui kondisi pengungsi di eks galian C tersebut. Namun menurutnya saat itu belum dibawakan logistik karena pengungsi tersebut masih memiliki stok logistik. “Kemarin mereka bilang masih ada stok, sehingga saya minta staf untuk mengirim logitik hari ini (kemarin, Red) atau dua hari lagi. Dan hari ini logistic sedang dalam perjalanan,” ujarnya saat dikonfirmasi, Kamis (28/9).

Dirinya menambahkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Bagian Peternakan Dinas Pertanian Tabanan untuk menyemprot ternak dan juga berkoordinasi dengan pihak Desa untuk melakukan pengamanan. “Bahkan kami tawarkan kepada pengungsi agar sapinya dijaga pecalang tetapi mereka tidak mau dan mengatakan sudah biasa tinggal di pondok. Dan kita juga sudah sudah berkoordinasi dengan Bhabinkamtibmas setempat,” pungkasnya.