Wasit Futsal Agar Turut Bangun Citra Olahraga | Bali Tribune
Bali Tribune, Sabtu 30 November 2024
Diposting : 15 November 2017 18:10
Djoko Purnomo - Bali Tribune
wasit
Nasser Fakhry Attamimy

BALI TRIBUNE - Wasit yang memimpin pertandingan cabang olahraga futsal berperan penting membangun citra olahraga. Karenanya dalam memimpin laga, seorang wasit hendaknya tidak mencederai dunia olahraga, khususnya futsal.

Wakil Ketua Umum KONI Bali, I Gusti Ngurah Oka Darmawan mengatakan, iklim pertandingan maupun kompetisi di futsal sudah cukup baik, dan ini agar dipertahankan bahkan ditingkatkan. "Itu semua tidak terlepas dari faktor mental seorang wasit," imbuhnya saat membuka pelatihan wasit level 1 Nasional Selasa (14/11) di BPC Hotel.

Pelatihan diikuti sebanyak 30 orang peserta dari berbabagi daerah di Indonesia. Dimana, pihak panitia mendatangkan instruktur yang sarat akan pengalaman, yakni instruktur asal Jawa Barat Ahmad Suparman yang merupakan wasit berlevel standar nasional dan AFF. Untuk Asisten Instruktur I Putu Adi Wiranata (Tabanan) dan Panpel Korps Wasit Futsal Bali.

Ketua Panitia yang juga Sekum Asosiasi Futsal Provinsi (AFP) Nasser Fakhry Attamimy mengatakan progres wasit di Bali sangat berjalan dengan baik. Termasuk kualitas wasit yang dihasilkan, selalu bagus. Apalagi, dalam perjalanannya AFP selalu mendapat dukungan dari KONI Bali.

"Banyak wasit Bali bertugas di level nasional, itu yang membuat kami bangga terus berjuang mengedepankan kualitas lulusan wasit yang rutin di gelar di Bali. Apalagi, pesertanya antusias dari seluruh Indonesia," kata Nasser Fakhry Attamimy. Apalagi, untuk saat ini ada 5 peserta wanita dari total 30 peserta, peserta wasit wanita itu semuanya dari Bali.

Sementara itu Ketum Asprov PSSI Bali, Ketut Suardana menegaskan, 30 peserta pelatihan wasit nasional ini akan menjadi pengganti wasit generasi berikutnya. Dia berpesan jangan sampai pada bertugas nantinya menimbulkan kontroversi dan kegaduhan di dunia futsal.

 "Mudah-mudahan itu tetap terjaga, karena wasit menjadi bagian penting dari proses pembinaan saat memimpin pertandingan. Jika salah mengambil keputusan akan sangat berpengaruh pada pembinaan pemain nantinya," tandas Suardana.

 Sedangkan I Gusti Ngurah Oka Darmawan usai membuka pelatihan wasit berharap agar waktu pelatihan selama 4 hari dimanfaatkan dengan baik. Baik mendengar, melihat dan melakukan kegiatan untuk mengisi diri sebagai wasit level nasional nantinya. "Olahraga tidak mengenal usia, jika mampu dikembangkan dengan baik dan benar pasti akan dapat sesuatu yang positif dari sana," tutur Oka Darmawan.

Mengenai wasit bagi dia, adalah komponen sangat menentukan dalam pertandingan. Harapannya, peningkatan kualitas wasit terus dilakukan. "Jangan teknis saja ditekankan, tapi mental juga menjadi bagian yang paling penting diperbaiki. Mentalnya harus bagus dan lurus," tandas Oka Darmawan.

 Sebab, dalam memimpin jalannya pertandingan, wasit akan dilihat disana sejauhmana profesional dan netral dalam memimpin pertandingan. Jadi, tidak ada wasit yang hebat tidak ikut pelatihan, dan tidak ada wasit hebat jika tidak pernah memimpin pertandingan. Peserta pelatihan wasit, yakni dari Bali 10 orang, (5 di antaranya perempuan), Papua 4 orang, Yogyakarta 4 orang, Sultra 3 orang, Sulbar 2 orang, Banten 2 orang, Aceh 2 orang, Kalbar 1, Kaltim 1 dan Jabar 1.