BALI TRIBUNE - Ni Nengah Widiasih gadis asal desa Kubu Karangasem kini harus tinggal di Jimbaran Kuta Selatan. Itu setelah desanya dinyatakan masuk dalam kawasan zona rawan KRB 3 Gunung Agung pada radius 8-10 km.
Ditengah kondisi hujan abu yang menyirami desanya, wanita 25 tahun ini tidak pernah mengeluh dan tetap selalu berpikir untuk menorehkan prestasi untuk nama Bali dan Indonesia.
Bahkan ditengah keterbatasannya sebagai penyandang disabilitas, Widi demikian ia disapa terus berlatih untuk mempersiapkan diri di ajang Asian Paralympic Committee di Dubai, Oktober 2018 mendatang.
Opsesinya ingin selalu jadi juara di ajang angkat berat yang ditekuni selama ini sebagai atlet disabilatas. Pada kejuaraan bergensi yang akan dihelat 6-13 Oktober 2018, Widi akan turun di kelas 45 kg.
Menurutnya, di kelas ini akan terasa sulit lantaran pada ajang 4 tahun lalu dijuarai oleh atlet asal China dengan beban berat yang diangkat 116 kg.
"Untuk nanti saya harus mampu mengangkat 120 kg untuk bisa jadi juara. Karena di kelas saya waktu ini China yang juara dengan mengangkat 116 kg, jadi saya harus bisa mengangkat di atas itu," ucap Widi ditemui di sebuah mall di Denpasar.
Mengenai kondisi gunung Agung saat ini yang letaknya berdampingan dengan desanya. Ia mengaku tidak sampai memperngaruhi program latihannya selama ini.
Terpenting kata dia, warga dan keluarga di desanya sudah mengungsi di tempat yang aman dan tetap mengikuti apa yang arahkan oleh pemerintah. Jadi, tambahnya, tidak perlu ada yang ditakutkan lagi.
"Kalau saya yang tidak bisa lari merasa aman dan tidak takut. Kenapa yang bisa lari harus takut," celotehnya.
Dirinya mengaku menggeluti olehraga angkat berat sejak duduk dibangku SD kelas 6. Bahkan sudah mulai go internasional disetiap ajang kejuaraan saat dirinya beranjak kelas 1 SMP (kelas 7 SMP).
"Saat awal saya masih bingung. Sempat ditanya ikut di kelas apa? Saya jawab, saya kelas 6 SD. Awal kali kejuaraan sudah sampai beban 60 kg," akunya yang hingga diumurnya saat ini lebih dari 15 mendali dikalungkan di lehernya dari berbagai kejiaraan Nasional maupun Internasional.
Sayangnya prestasi yang ditorehkan untuk Bali, belum sampai terdengar oleh pejabat pemerintahan. "Dari pemerintah Karangasem ya.adalah sudah baik. Kalau dari Provinsi, hemm masih ada upaya," kata Widi.
Widi yang nantinya dipersiapkan untuk ajang di Dubai, mewakili Indonesia, dijelaskan Henny Purwaningsih selaku PRĀ Asian Para Games (APG) 2018, Indonesia bersiap untuk menerima kehadiran sekitar 3.000 atlet penyandang disabilitas dan ofisial dari 43 negara di Asia anggota dari Asian Paralympic Committee.
"Nantinya ada 18 cabang olahraga dengan 582 nomor pertandingan akan dilagakan selama delapan hari pada 6-13 Oktober tahun depan," terangnya.
Lanjutnya untuk Asian Games 2018 sudah memulai beragam aktivitas persiapan, begitu pula Indonesia 2018 Asian Para Games Organizing Committee (INAPGOC) yang akan dilaksankan satu bulan setelah Asian Games 2018.
"Saat ini sudah melakukan beberapa tahap persiapan, termasuk di antaranya melakukan sosialisasi, seperti yang saat ini sedang dijalankan pada 20 titik di 16 kota di Indonesia," terang Henny di Denpasar.jro