Dorong Pembangunan JBC, Taman Nasional Siapkan Zona Khusus | Bali Tribune
Bali Tribune, Minggu 01 Desember 2024
Diposting : 30 January 2018 22:53
Arief Wibisono - Bali Tribune
pajak
Agus Ngurah Krisna Kepakisan

BALI TRIBUNE - Taman Nasional Bali Barat (TNBB) yang berlokasi di dua kabupaten, Jembrana dan Buleleng rencananya akan menjadi salah lokasi pendirian satu tiang penyangga (tower) proyek Jawa Bali Crossing (JBC) setinggi 376 meter.

Jalur yang akan dilalui tersebut sebelumnya merupakan zona rimba. Tapi untuk mendorong pembangunan proyek JBC diubah menjadi kawasan zona khusus. “Kami telah merevisi kawasan itu menjadi zona khusus. Jadi kalau zona khusus secara aturan bisa digunakan untuk pembangunan strategis yang tidak terelakkan,” ucap Kepala TNBB, Agus Ngurah Krisna Kepakisan, Sabtu (27/1).

Disebutkan, meski ada perubahan status diakui Agus pihaknya telah melakukan inventarisasi habitat, tumbuhan dan satwa liar yang hidup di kawasan TNBB. Jadi bisa dikatakan di zona apapun semua itu ada. Inventarisasi keanekaragaman hayati telah dilakukan TNBB, bahkan pihaknya telah mengantisipasi melalui Enviromental Management Plan (EMP) yaitu dokumen layaknya dokumen Amdal.

Dokumen ini memuat potensi keanekaragaman hayati yang ada di TNBB. “Penting memiliki EMP untuk mengantisipasi dampak yang akan timbul seperti kebisingan, terpecahnya habitat satwa liar karena ada jalur JBC,” ujarnya. EMP dibutuhkan untuk melengkapi dokumen Amdal. Agus menjabarkan, ada batasan di kawasan tersebut pasalnya pihaknya mengembangkan wisata alam atau eco tourism.

“Pengelolaan kawasan yang terpenting bagaimana melibatkan masyarakat untuk berpartisipasi yang bisa memberikan multiplier effect,” ujar Agus. Sedangkan penerimaan bukan pajak dari tiket masuk TNBB menurut catatan Agus sekitar Rp 10 miliar di tahun 2017. Tapi agus menegaskan yang lebih penting multiplier effect bagi masyarakat secara ekonomi atas keberadaan TNBB.

Lantas secara terbuka Agus menyampaikan terima kasih pada masyarakat dengan kearifan lokalnya telah memberikan dukungan atas keberadaan TNBB, salah satunya dengan tidak adanya perambahan hutan di kawasan tersebut. “Tidak ada penyusutan lahan, perambahan sudah membuat kami berbangga pada masyarakat sekitar,” tandasnya.

Seperti dikhabarkan sebelumnya terkait rencana pelaksanaan proyek JBC rencananya TNBB akan dilintasi dan dijadikan tapak penyangga tower JBC. Lahan untuk tapak yang disediakan TNBB untuk proyek JBC diperkirakan mencapai 4,1 hektar mencakup 29 titik tower lintasan dengan panjang lintasan kabel sekitar 11, 8 km dari Segara Rupek hingga Gilimanuk.