balitribune.co.id | Denpasar – Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Bali mencatat hingga Senin jumlah pasien positif COVID-19 di daerah setempat yang telah sembuh secara kumulatif sebanyak 4.007 orang atau 87,57 persen dari total kasus positif yang terkonfirmasi.
"Untuk Senin ini saja, ada penambahan 54 orang yang dinyatakan sembuh," kata Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Bali Dewa Made Indra, di Denpasar, Senin (24/8).
Dewa Indra mengemukakan, dari 4.007 pasien positif COVID-19 yang telah sembuh itu, untuk sebarannya yakni di Kabupaten Jembrana (71), Tabanan (171), Badung (532), Denpasar (1.437), Gianyar (368), Bangli (434), Klungkung (381), Karangasem (264), dan Buleleng (297). Selain itu dengan domisili dari kabupaten lainnya di luar Bali sebanyak 32 orang dan 20 warga negara asing.
Sedangkan jumlah kumulatif pasien positif COVID-19 hingga hari ini menjadi 4.576 orang. "Untuk hari ini ada tambahan 63 kasus baru, 62 orang kasus transmisi lokal dan satu orang pelaku perjalanan dalam negeri (PPDN)," ucapnya.
Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Bali juga mencatat pada hari ini ada penambahan satu pasien COVID-19 yang meninggal, sehingga jumlah kumulatif pasien yang meninggal dunia menjadi 53 orang atau 1,16 persen.
Sedangkan untuk pasien positif dalam perawatan (kasus aktif) yang berada di 17 rumah sakit, dan dikarantina di Bapelkesmas, UPT Nyitdah, Wisma Bima, Hotel Ibis, Hotel Grand Mega dan BPK Pering) sebanyak 516 orang.
"Jumlah angka positif di Bali sebagian besar masih didominasi oleh transmisi lokal secara kumulatif sebanyak 4.184 orang," ujarnya.
Meskipun data kesembuhan pasien COVID-19 semakin banyak, pihaknya tetap mengajak semua lapisan masyarakat untuk tetap menjaga diri dan kesehatannya, dengan menerapkan protokol kesehatan dimana saja dan kapan saja sehingga antara satu orang dan yang lainnya akan saling menjaga.
"Untuk itu, marilah kita laksanakan protokol kesehatan dengan disiplin untuk selalu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak fisik, dan menghindari keramaian," kata birokrat asal Pemaron, Kabupaten Buleleng itu.
Menurut dia, kesadaran dan partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan untuk menerapkan protokol kesehatan sesuai tatanan kehidupan era baru menuju masyarakat Bali yang produktif dan bebas COVID-19.