Konferensi pers tersebut dipimpin langsung oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Tabanan I Gede Susila, yang juga Sekretaris Penanganan Percepatan Covid-19 Kabupaten Tabanan, didampingi Kadis Kesehatan Kabupaten Tabanan I Nyoman Suratmika dan Direktur Poltrada Bali Bambang Wijonarko, serta hadir beberapa awak media.
Membuka konferensi pers, I Gede Susila mengatakan, perkembangan Covid-19 di Tabanan sangat perlu dijelaskan untuk menghindari kesimpang siuran informasi di masyarakat. Begitupun dengan 3T yakni, Testing (Pemeriksaan) Tracing (Pelacakan) dan Treatmen (pengobatan) akan dilakukan secara massif.
“Ini sudah menjadi amanat, pelaksanaan 3 T secara massif ini adalah Pusat maupun Provinsi. Dari 10 Provinsi yang jadi prioritas untuk dilaksanakan, salah satunya adalah Bali. Dan Kabupatennya adalah salah satunya Tabanan,” ujar Susila.
Lebih lanjut Ia menjelaskan, penerapan 3T ini tujuannya tiada lain, yaitu Pemerintah ingin mempercepat melakukan pemutusan penyebaran Covid-19. Oleh karena itulah, 3T ini akan lakukan secara massif. Dan dijelaskannya juga bahwa Tabanan dibantu oleh relawan untuk melakukan 3T di masyarakat.
“Dulu kita cuma melakukan 3T kepada orang yang bergejala, namun sekarang akan dilakukan pada yang bergejala maupun tidak. Untuk itu, kita sudah melihat data di Tabanan ini yang banyak sekarang tinggal di tempat isolasi integrasi, dan banyak warga kita yang tanpa gejala. Dari jumlah kasus di Tabanan itu banyak yang tanpa gejala,” ungkap Susila.
Ia juga menyampaikan, dalam kurun waktu 2-3 hari kebelakang ini penambahan covid-19 di Tabanan ini melonjak, salah satunya berasal dari Siswa Poltrada Bali, Desa Samsam, Kerambitan. Sehingga menimbulkan kecemasan di masyarakat, khususnya di Desa Samsam. Dari 311 siswa, 238 Positif Covid-19, yakni 75 perempuan dan 163 laki-laki.
“Oleh karena itu saat ini Saya memberikan penjelasan kepada temen-temen dan sekaligus Saya minta bantuannya kepada temen-temen wartawan untuk meluruskan dan memberika informasi yang benar,” pinta Susila saat itu kepada seluruh awak media yang hadir, baik dari media cetak maupun media online.
Selaku Direktur Poltrada Bali Bambang Wijonarko, menyampaikan kronologis siswa di Poltrada. “Sebenarnya saat ini belum ada pelajaran di Kampus. Kami baru pertama kali ini menerima siswa dari seluruh wilayah RI, kemudian kami memanggil mereka untuk pengenalan kampus dan tidak lama kami akan kembalikan lagi ke rumah masing-masing,” jelasnya
Untuk itu Ia menjelaskan, sebelum pulang kerumah masing-masing, semua siswa harus dalam keadaan sehat. Maka dari itu pihaknya melakukan tes rapid kepada seluruh siswa. “Ternyata dari tes tersebut ada beberapa yang positif,” ungkap wijanarko.
Setelah itu Ia juga menjelaskan pihaknya juga telah melakukan swab test kepada semua siswa juga yang dekat dengan mereka termasuk beberapa pegawai Poltrada. “Siswa kami di Poltrada, mulai masuk 11 November 2020 tidak boleh keluar sama sekali dari lingkungan kampus, orang tua yang mengantar juga tidak boleh masuk dan hanya sampai di gerbang, serta pelajaran kampus melalui virtual,” imbuhnya.
Pihaknya juga menegaskan telah melakukan koordinasi dengan pihak Dinas Kesehatan Kabupaen Tabanan terkait situasi yang ada. Saat ini, ia juga menegaskan telah melakukan 2 kali test swab dan semua siswa dan lainnya telah terisolasi di lingkungan kampus. “Tes swab yang ketiga kami akan rencanakan dilaksanakan pada hari sabtu, tanggal 5 Desember 2020,” terang Bambang.
I Gede Susila menambahkan, selama kasus itu ada, proses-proses penanganan telah dilakukan dan semua siswa tidak ada yang keluar. “Sepanjang tidak ada interaksi dengan masyarakat, tidak ada masalah. Karena tempat itu (Kampus Poltrada) juga sudah layak untuk dijadikan tempat isolasi terintegrasi,” imbuhnya.
Ia juga menerangkan, pihak GTPP Covid-19 Tabanan, melalui tim Kesehatan selalu memantau perkembangan yang ada. “Saya juga sudah minta Bapak Camat atas saran Bupati dan satuan tugas gotong-royong Desa setempat untuk melakukan pemantauan dari luar, agar tidak ada yang lolos ataupun yang melakukan kegiatan di luar kampus,” jelas Susila.