Denpasar, Bali Tribune
Satu lagi calon ketua umum Partai Golkar, yang memburu dukungan di Bali jelang Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub), Mei mendatang. Minggu (24/4), Mahyudin bertandang ke DPD Partai Golkar Provinsi Bali, untuk memaparkan visi-misi kepada kader Golkar di Bali.
Mahyudin yang didampingi istrinya yang juga anggota Fraksi Partai Golkar DPR-RI, Agati Suli, dan rombongan, diterima oleh Sekretaris DPD Partai Golkar Provinsi Bali Nyoman Sugawa Korry bersama jajaran. Tampak juga hadir pada kesempatan tersebut, para ketua dan jajaran pengurus DPD Partai Golkar kabupaten dan kota seluruh Bali.
Kepada wartawan usai kunjungan tersebut, Mahyudin mengatakan, dirinya telah melakukan safari politik ke sejumlah daerah untuk menggali aspirasi para kader mengenai harapan tentang Partai Golkar ke depan. Bali, kata dia, merupakan daerah ke-270 yang ia kunjungi. “Minggu ini saya akan melanjutkan lagi ke daerah-daerah lain yang akan kita kunjungi,” ucapnya.
Tentang strategi yang akan digunakan untuk merebut simpati dari para pemegang suara, Mahyudin enggan berkomentar banyak. “Saya bukan orang baru di teman-teman DPD I dan DPD II pemegang suara yang di Bali. Semuanya pada kenal saya, sehingga tidak ada strategi khusus untuk menyampaikan konsep program dan visi-misi di hadapan mereka,” ujar Mahyudin.
Ia menegaskan, apabila Partai Golkar ingin mengembalikan kejayaan sekaligus mewujudkan visi Partai Golkar yaitu negara kesejahteraan 2045, maka para kader Partai Golkar perlu dibangun semangat soliditasnya. Selain itu, para kader juga harus melakukan penataan terhadap kaderisasi hingga ke tingkat terbawah, yaitu tingkat desa.
“Ya, untuk mengembalikan kejayaan Golkar demi meraih cita-cita proklamasi, kemenangan Golkar, dan visi negara kesejahteraan, maka soliditas kader perlu. Kader perlu dibangun semangatnya. Saya memiliki misi menata kembali kader-kader, pendidikan hingga pelatihan kader sampai ke desa,” ujarnya.
Mahyudin menambahkan, untuk menjadi sebuah partai besar di Indonesia, maka Partai Golkar harus berani melakukan re-branding. Ini penting untuk menarik simpati masyarakat, khususnya kaum muda. Salah satu re-branding tersebut ialah membuat branding partai yang bersih dan santun. Tak hanya itu, ia juga menargetkan apabila terpilih sebagai ketua umum pada Munaslub mendatang, maka Partai Golkar harus memiliki minimal Wakil Presiden dalam Pilpres 2019 mendatang.
“Golkar selama ini kurang fokus di pemilih muda. Selama ini, kita prioritas ke pemilih tradisional. Golkar juga harus re-branding. Kalau mau adakan branding, jadi bersih dan santun di mata masyarakat,” tandasnya. Mahyudin bahkan mengaku akan menjual tanahnya di Tabanan, jika memang setiap calon ketua umum diwajibkan membayar iuran sebesar Rp5 miliar hingga Rp10 miliar.
“Habis ini saya akan melihat tanah yang ada di Tabanan kebetulan saya ada tanah di sana,” selorohnya. Seperti diketahui bahwa setiap calon ketua umum Partai Golkar diwajibkan membayar iuran Rp5 milar sampai Rp10 milliar. Ia secara pribadi mengaku bisa menyumbang iuran sekitar Rp1 hingga Rp3 milliar.
Dia berkilah, itu bukan bukan mahar politik tetapi iuran bagi setiap kader yang maju calon ketua umum.
“Memang ini bukan mahar politik, tapi sumbangan. Tapi kalau bisa itu disederhanakan lagi. Melihat bobot acaranya, kalau membutuhkan dana Rp 85 miliar itu, ya tidak apa-apa. Tapi kalau bisa ya, bisa lebih murah lagi,” tegas mantan aktivis HMI ini.
Ia pun berharap, pada Munaslub nanti para pemegang hak suara dapat menggunakan suaranya dengan bijak dan memilih ketua yang memiliki visi dan misi serta komitmen yang kuat untuk membesarkan partai. “Munaslub kali ini adalah momentum bagi Golkar. Sehingga teman-teman dapat menggunakan suaranya dengan bijak, dan memilih ketua yang memiliki visi dan misi, dan komitmen yang kuat untuk membesarkan partai,” pungkasnya.