Kuliner Khas Bali Belum Miliki Standar Paten | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 11 September 2017 20:09
Made Ari Wirasdipta - Bali Tribune
KULINER
Sajian kuliner khas Bali

BALI TRIBUNE - Bali yang kaya akan berbagai khas kulinernya ternyata belum memiliki standar yang dipatenkan. Setidaknya untuk satu jenis khas masakan dan sajian dari kuliner Bali masih menyimpan banyak rasa.

Seperti misalkan lawar, ada banyak jenis lawar. Hanya saja untuk bicaranjenis satu lawar saja justru masih ada banyak rasa. Sehingga perlunya dipatenkan mengenai rasa dan olahan penyajian.

"Ini yang harusnya kita tata dulu, sehingga ada standarisasinya. Kita sedang mencoba hal tersebut untuk bisa mendongkrak Bali sebagai destinasi kuliner,"terang Ketua STP Bali Dewa Gede Ngurah Byomantara belum lama ini.

Selain itu dari segi makanan yang ada di Bali sejauh ini juga belum tereksplorasi secara maksimum. Dalam artian bahan tradisional yang dipergunakan mulai ditinggalkan, padahal sebenarnya bahan tersebut juga memiliki nutrisi yang sangat tinggi. "Misalnya jukut ares, kalau dilihat dari bahannya kedungan didalamnya mamiliki serat sangat tinggi, begitu juga rebung. Makanan khas seperti ini adalah makanan yang kaya nutrisi,"sebutnya.

Untuk menggeliatkan Bali sebagai destinasi kuliner, maka masyarakat Bali, pengusaha akomodasi dan pihak yang berkecimpung dalam dunia pariwisata harus terlebih dahulu mencintai masakan Bali. "Menu makanan Bali harus lebih banyak diporsikan. Selain itu perlu banyak makanan Bali yang ditampilkan juga dalam festival-festival. Itu strategi untuk lebih memeperkenalkan masakan Bali menjadi favorit di tingkat internasional," ucapnya.

Guna mendorong apa yang jadi harapannya, Ia mengaku bekerjasama dengan ICA BALI, untuk bisa mendata dan menginventarisasi masakan yang ada di Bali. Dimana para dosen STP diterangkannya sedang mengkaji makanan khas Bali, tujuannya agar nantinya mampu mengidentifikasi dan menginventarisir makanan yang ada di Bali.

Jika inventarisasi makanan Bali tersebut mampu tercapai dalam bentuk suatu literasi pada tahun 2017, maka di tahun 2018 pihaknya akan meminta kepada Kementerian Pariwisata untuk ikut mendompleng makanan Bali ke dalam festival-festival yang ada. Sehingga tahun 2019 diharapkan gaung masakan khas Bali bisa terdengar ke dunia internasional. "Meskipun literasi itu tidak 100 persen menginventarisir seluruh makanan khas Bali, tapi kita mencoba memperkaya makanan di Bali dengan makanan yang sebelumnya tidak pernah terdengar tapi ada di Bali,"demikian Ngurah Byomantara.