balitribune.co.id | Denpasar - Sebuah komunitas sosial bernama Perkumpulan Jalan Kaki (PERJAKA) Bajra Shandi, resmi berdiri pada 25 Juli 2025. Komunitas ini hadir sebagai ruang kebersamaan bagi warga senior, khususnya mereka yang berusia 55 tahun ke atas, untuk menjalani masa lanjut usia secara sehat, bahagia, dan harmonis.
Pengurus Perjaka Betulan menegaskan, sejak awal pendirian, organisasi ini dibangun dengan semangat kebersamaan dan keseimbangan hidup, baik secara fisik, sosial, spiritual, maupun lingkungan. Salah satu kegiatan rutin yang telah berjalan adalah olahraga jalan kaki bersama yang dilaksanakan setiap hari pukul 10.00 WITA di Lapangan Bajra Shandi, Renon Denpasar. “Setelah berolahraga, kami duduk bersama, berbagi cerita dan pengalaman masa lalu. Yang penting kami datang dengan rasa senang, ingin sehat, ingin bahagia,” ujar Bendahara PERJAKA,Jro Mangku Nyoman Warmita, Minggu (21/12), didampingi, Ketua Harian, Made Sujana, Penasehat, Putu Kusa dan Sekretaris, Made Sudiada.
Tak sekadar berolahraga, Perjaka Bajra Shandi juga berfokus mempererat hubungan sosial antaranggota yang mayoritas berusia 60 tahun ke atas. Kebersamaan ini menjadi pegangan utama agar setiap anggota tetap menjalani hidup dengan pikiran positif dan rasa syukur.
Dalam menjalankan kegiatannya, Perjaka Bajra Shandi berpegang pada tiga pilar Utama yang merupakan filosofi Tri Hita Karana. Pertama, hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, yang terus diperkuat melalui kegiatan spiritual dan ke depan akan diperdalam dengan tambahan pembinaan rohani.
Kedua, hubungan antarsesama manusia. Solidaritas sosial menjadi nilai utama, diwujudkan melalui kunjungan kepada anggota yang sakit, pemberian bantuan ketika ada anggota yang berpulang, hingga kehadiran dalam acara keluarga seperti pernikahan. “Kami ingin selalu hadir, baik dalam suka maupun duka,” tambahnya.
Ketiga, hubungan dengan lingkungan alam. Komunitas ini telah menjalankan aksi pungut sampah bersama dan merencanakan program lanjutan pada 2026, berupa kegiatan reboisasi dan penanaman pohon di wilayah Brajamusti.
Secara administratif, Perjaka Betulan memiliki 49 nomor induk anggota. Namun karena satu nomor bisa mewakili pasangan suami istri, jumlah anggota aktif tercatat sebanyak 61 orang. Seluruh anggota secara tertib membayar iuran sebesar Rp25.000 per bulan, bahkan ada yang memilih membayar untuk satu tahun penuh.
Keanggotaan Perjaka Betulan bersifat terbuka untuk umum, dengan prioritas usia minimal 55 tahun. Pengurus berharap komunitas ini terus mendapat doa dan dukungan masyarakat agar tetap solid dan berkelanjutan. “Kami hanya ingin tetap kompak sampai akhir, semoga Tuhan selalu memberkati kita semua dengan keselamatan, kesehatan, dan rahayu,” tutupnya.