
balitribune.co.id | Denpasar - Menghadapi krisis penanganan sampah di Bali membuat berbagai pihak turut andil dalam mengurangi penumpukan sampah di tempat pembungan akhir (TPA). Pengelola akomodasi wisata di Bali kini mulai berinisiatif untuk mengelola sampah yang dihasilkan di tempat usahanya. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Denpasar, Ida Bagus Gede Sidharta Putra mengatakan, sejumlah hotel sudah mulai mengelola limbah cair dari dapur restoran hotel untuk dijadikan pupuk.
Kata dia, termasuk daun-daun dari pepohonon di area hotel juga diolah pihak hotel dijadikan pupuk. Hal ini untuk mengurangi penumpukan sampah di TPA.
"Kita di sini (hotel) sudah masuk ke pengolahan limbah yang sampah cair, limbah dapur dijadikan pupuk supaya tidak membebani TPA-TPA," ujarnya di Denpasar beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut ia mengatakan, sampah makanan juga dikelola pihak hotel agar tidak dibuang ke tempat pembuangan akhir. "Melalui strategi, penggunaan teknologi, pengolahan sampah itu yang kita harapkan bisa dilakukan dengan baik," katanya.
Hal tersebut dalam upaya mewujudkan Bali sebagai destinasi pariwisata berkelanjutan dan bebas dari sampah. Ia pun mengajak seluruh usaha akomodasi wisata di pulau ini untuk segera berbenah. Manajemen hotel diharapkan mampu mengambil strategi dan inovasi pengelolaan sampah maupun limbah yang dapat mengurangi beban di tempat pembuangan akhir.
Baru-baru ini dalam Rapat Koordinasi Pelaku Usaha Perhotelan yang berlangsung di Nusa Dua, Badung terungkap hasil dari Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER) 2025 oleh Kementerian Lingkungan Hidup, diketahui dari sebanyak 229 hotel di Bali belum ada satu pun yang masuk kategori taat lingkungan, bahkan berada di peringkat merah.
Pemilahan sampah dan penerapan teknologi yang mampu mendaur ulang sampah diharapkan dapat diterapkan manajemen hotel sebagai langkah strategis mewujudkan Bali yang bebas dari sampah.
Sejumlah hotel juga telah mulai mengadopsi sistem daur ulang air limbah.