Denpasar, Bali Tribune
Jelang senja, Sabtu (18/03/2017) sore, ratusan siswa-siswi juga mahasiswa-mahasiswi berbaur dengan masyarakat umum memadati Lapangan Puputan Badung, Denpasar, bersuka cita merayakan “Festival Holi” atau festival warna.
Festival ini adalah sebuah tradisi asal India yang identik dengan saling melempar bubuk atau air warna-warni. berwarna-warni. “Perayaan tersebut adalah acara bersuka cita untuk mempererat persahabatan dan persaudaraan yang bersifat universal sekaligus untuk membangun pertemanan baru,” ujar Konsul Jenderal India di Bali, RO Sunil Babu.
Dipilihnya Lapangan Puputan Badung sebagai lokasi perayaan karena memiliki hubungan historis dengan India, di mana pada tahun 1950, Perdana Menteri pertama India, Pandit Jawaharlal Nehru, berjumpa dengan masyarakat Bali di sela-sela kunjungannya ke Indonesia. Lebih lanjut, Sunil mengatakan, Holi adalah festival Hindu kuno.
Sebuah perayaan akhir musim dingin yang panjang di India dan awal musim semi. Perayaan ini merupakan saat dimulai menikmati kelimpahan warna musim semi dan untuk mengucapkan selamat tinggal pada musim dingin. Mereka bersuka cita saling melemparkan bubuk berwarna sambil menyanyi dan menari menyambut datangnya musim semi.
Turut hadir dalam keceriaan tersebut, sejumlah pejabat pemerintahan, perwakilan dari negara-negara sahabat, para ekspatriat di Bali, dan awak media. Juga dimeriahkan oleh penampilan siswi-siswi Indian Culture Centre (ICC) di bawah bimbingan guru tari, Preeti Sinha, yang mempersembahkan sebuah tarian India klasik “Mohe Rang Dolal” juga tarian India kontemporer.
Layaknya sebuah perayaan dan pesta kebun, juga digelar bazaar Holi yang menyajikan beberapa stan makanan dari dua restoran India terkemuka, yakni Queens of India dan Golden Saffron. Serta stan penyedia bahan makanan Indian Store dan Iskcon. Ratrusan pengunjung terlihat sangat antusias mengikuti acara tersebut hingga selesai.*