
balitribune.co.id | Denpasar - Cuaca ekstrem dengan curah hujan tinggi yang mengguyur Kota Denpasar sejak Selasa (9/9) dini hari hingga Rabu (10/9) pagi memakan korban jiwa. Enam unit rumah toko (ruko) di bantaran sungai Tukad Badung, Jalan Sulawesi, Desa Dauh Puri Kangin roboh lalu terbawa banjir. Keenam ruko itu adalah Ayari Batik Bali, Armana Batik, Centrum, Tasnim, Kiki Textile, dan Sai Kreshna.
Menurut data dari Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar (Basarnas Bali) tercatat ada sembilan orang menjadi korban dalam tragedi itu. Mereka adalah Muis (50) dan Khusay (23) yang berada di Toko Kain Centrum berhasil selamat. Sedangkan Maimunah (75) bersama anak perempuannya Nadira yang juga tinggal di Toko Centrum ditemukan meninggal dunia. "Anaknya Nadira ditemukan tewas di kawasan Taman Pancing," ungkap seorang petugas di lapangan.
Kabut duka juga menyelimuti ruko Tasnim. Pemilik toko, Tasnim (54) bersama Farwah Husein (30) ditemukan meninggal dunia. Sementara di sekitar lokasi kejadian, tiga pedagang yang tengah beraktivitas juga tersapu banjir. Mereka adalah Ni Wayan Lenyot ditemukan dalam keadaan tak bernyawa. Sedangkan dua pedagang lainnya hingga berita ini ditulis belum diketemukan.
"Secara keseluruhan, ada lima korban meninggal dunia, dua orang selamat, dan dua orang hingga kini masih hilang. Saat ini, Basarnas Bali dan Tim SAR Gabungan lainnya masih terus melakukan pencarian," terang petugas itu.
Sementara Kasi Humas Polresta Denpasar, AKP I Ketut Sukadi mengatakan, update korban yang dilaporkan hilang pada posko pelaporan Kota Denpasar hingga pukul 15.00 Wita berjumlah 15 orang dengan status dua orang wanita meninggal dunia. Keduanya masing - masing berinisial N (48) yang ditemukan meninggal dunia di Dam Tanah Kilap dan K (56) ditemukan meninggal dunia di aliran sungai Taman Pancing. Sementara 5 orang ditemukan selamat berinisial DMS di Ubung Kaja, M (laki laki), O (laki-laki), S (perempuan 65 tahun), dan ANS (perempuan 27 tahun. Sedangkab 8 orang masih dinyatakan hilang berinisial FH (laki - laki), T (perempuan 43 tahun, M (perempuan), S (laki - laki 64 tahun), R (nama panggilan), MS (perempuan 43), Ni KM (perempuan), dan Ni ND (perempuan 60 tahun).
"Ini data yang masuk dan kami terima," katanya.
Sementara seorang keluarga korban, Rizal Husain (63) mengatakan, tidak menyangka panggilan teleponnya dengan sang kakak, Maimunah menjadi percakapan terakhirnya. Pukul 06.00 Wita, mereka masih sempat berbicara ringan via telepon. Namun tiba - tiba sambungan telepon terputus. Tak lama kabar mengejutkan datang bahwa ruko tempat kakaknya tinggal itu runtuh ke sungai. “Empat orang keluarga saya jadi korban. Nadira, Muis, Khusay, dan kakak saya Maimunah,” katanya di lokasi kejadian.