Wagub Sudikerta Paparkan Tiga Pilar Pendorong Pertumbuhan Ekonomi Bali | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 27 Desember 2024
Diposting : 22 April 2016 14:41
rls - Bali Tribune
DISKUSI - Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta (tengah) didampingi Asisten Ekonomi Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Bali Ketut Wija (paling kiri), Kepala Bank Indonesia Perwakilan Bali Dewi Setyowati (kedua dari kanan), Kapolda Bali Irjen Sugeng Priyanto (paling kanan) dalam acara Talk Show Bali Economic Discussion dengan Tema “Prospek dan Tantangan Perekonomian Provinsi Bali Tahun 2016-2017” bertempat di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, pada Rabu (20/4).

Denpasar, Bali Tribune

Perlambatan perekonomian global seiring  masih terbatasnya perekonomian negara yang menjadi motor perekonomian dunia,  berdampak pula pada perlambatan perekonomian negara berkembang seperti Indonesia. Dan hal ini akan berdampak kepada masing-masing daerah  di Indonesia.

Untuk mengantisipasi hal itu diperlukan adanya penguatan pada tiga pilar yang merupakan faktor utama dalam pertumbuhan ekonomi khusunya untuk Bali, yaitu pilar pariwisata, pilar perdagangan ekspor dan impor, serta pilar penguatan pertanian. Demikian disampaikan Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta yang didampingi Asisten Ekonomi Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provini Bali Ketut Wija, saat menjadi salah satu narasumber dalam acara Talk Show Bali Economic Discussion dengan Tema “Prospek Dan Tantangan Perekonomian Provinsi Bali Tahun 2016-2017” bertempat di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, pada Rabu (20/4).

Lebih jauh, Wagub Sudikerta memaparkan bahwa pada setiap pilar tersebut Pemerintah Provinsi Bali telah melakukan berbagai macam upaya seperti 13 program unggulan yang terangkum dalam Program Pembangunan Bali Mandara. Pada Pilar pariwisata, ditegaskan Sudikerta hal ini harus menjadi perhatian serius bagi semua pihak, melihat tumpuan perekonomian Bali berada pada sektor pariwisata. Untuk itu, dalam menjaga kualitas kelangsungan pariwisata pemprov Bali melaksakan berbagai upaya dalam membangun Dan mengembangkan fasilitas pariwisata yang ada di Bali. Selain itu dalam hal ini juga dibutuhkan peran serta para pelaku pariwisata khususnya para pengusaha untuk ikut mengembangkan daerah Bali Utara, Barat maupun Timur sehingga Pembangunan pariwisata dan  pemerataan ekonomi dapat terjadi karena dalam mengembangkan iklim Pembangunan pariwisata di Bali tidak bisa hanya dilakukan oleh Pemerintah tapi juga peran serta aktor lain. Sedangkan, pada faktor kedua yang sangat berpengaruh adalah keberlangsungan ekspor dan impor di Bali. Menurut, Sudikerta perlu adanya peningkatan kualitas dari produk-produk yang dihasilkan oleh para pengerajin lokal  sehingga produk yang dihasilkan tidak monoton dan bisa bersaing dengan kualitas global. Sedangkan untuk impor, ia menghimbau agar tidak melakukan  impor yang terlalu tinggi karena hal tersebut dapat mengembangkan inflasi, untuk itu Sudikerta berharap terdapat kesadaran dari masyarakat agar bangga terhadap Produk lokal, sehingga impor tersebut dapat ditekan. Pilar terakhir yang cukup berpengaruh yaitu sektor pertanian, menurut nya selain pariwisata merupakan penunjang ekonomi masyarakat Bali, maka sektor pertanian yang hasilnya notabene memiliki fungsi dalam memenuhi kebutuhan pokok, maka peningkatan Produk pertanian harus terus di genjot. Dalam hal ini pemprov Bali telah memiliki program sistem pertanian terintegrasi (SIMANTRI) untuk mengintegrasikan pertanian dengan tenologi yang berkembang sehingga dapat kembangkan berbagai macam Produk. Namun disamping itu, ia melihat saat ini minat para generasi muda untuk terjun dalam dunia pertanian sangat sedikit. Untuk itu ia berharap, peran orang tua, Dan civitas akademika turut membantu petani dalam menggelorakan semangat Anak muda untuk mengembangkan sektor pertanian di Bali menjadi salah satu peluang dalam peningkatan Ekonomi. Sudikerta,optimis bila ketiga Pilar ini dikerjakan secara sungguh-sungguh Dan gotong royong antar semua sektor, maka perekonomian Provinsi Bali akan tetap stabil Dan terus meningkat. Disamping itu, ia juga menekankan agar masyarakat ikut menjaga keamanan bali agar keadaan yang kondusif dapat tetap terjaga.”Sebagus bagusnya program yang dikeluarkan tapi jika keamanan tidak bisa di jaga maka, hal tersebut akan tidak ada gunanya,”pungkas orang nomor dua di Bali tersebut.

Di sisi lain, Kepala  Bank Indonesia Perwakilan Bali Dewi Setyowati yang juga menjadi narasumber, mengungkapkan perkembangan Ekonomi Provinsi Bali pada tahun 2016-2017 diperkirakan akan tumbuh lebih baik disbanding tahun 2015, terutama didorong oleh perbaikan kinerja Ekonomi global, dimana menurut International Monetary Fund (IMF)  memproyeksikan angka Pertumbuhan Ekonomi dunia yaitu 3.4% ditahun 2016 Dan pada tahun 2017 sebesar 3.6%. Optimisme peningkatan kinerja industri pariwisata yang didorong oleh Pertumbuhan Ekonomi global diperkirakan berpotensi mendorong peningkatan volume ekspor Dan kunjungan wisman. Kebijakan bebas visa (tahun 2016 mencapai 174 Negara) Dan peningkatan promising yang dilakukan secara terus menerus oleh pelaku usaha industri pariwisata maka akan meningkat kunjungan pariwisata Bali. Selain itu, perbaikan kinerja Ekonomi Provinsi Bali ditahun 2016 juga didorong oleh membaiknya kinerja sektor oertanian, Dan seiring dengan mulai berakhirnya periode El Nino dan program pengembangan sektor pertanian melalui Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GPPTT) oleh Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Kabupaten/Kota, melalui benih bersertifikasi, penggunaan pupuk berimbang, pupuk Organik serta metode penanaman yang produktif maka semakin meningkatkan Optimisme akan perkembangan perekonomian Bali kedepan.

Selanjutnya, pada bidang keamanan Kapolda Bali Irjen Sugeng Priyanto, mengungkapkan sampai saat ini kondisi Bali masih sangat kondusif, dimana data pada tahun 2015 menunjukkan angka tingkat kejahatan mencapai 6.271 kasus, sedangkan Provinsi lainnya mencapai angka yang lebih tinggi. Sedangkan terkait jumlahpersonil keamanan dibali yaitu 13.400 personil dengan jumlah penduduk Bali mencapai 4000 jiwa, untuk itu melihat jumlah personil keamanan Dan jumlah penduduk diperoleh perbandingan 1:350 yang mana hal tersebut sudah tergolong komposisi ideal dalam menjaga keamanan sebuah daerah. Namun, Irjen Sugeng Priyanto juga menghimbau kepada seluruh masyarakat agar turut menjaga keamanan Bali terutama mengurangi aksi demonstrasi pada akses daerah pariwisata Dan pada hari libur, karena hal tersebut dapat menggangu kenyamanan para wisatawan yang berkunjung ke Bali. Selain itu, ia juga meminta agar kelompok-kelompok organisasi suka duka yang ada di Bali benar-benar menjaga kondusifitas Bali, untuk tidak memancing kerisuhan yang dapat menggangu keamanan dan kenyamanan, karena hal tersebut dapat menggangu siklus Ekonomi Bali.

Lebih jauh, pada kesempatan tersebut para tokoh akademisi Dan pelaku pariwisata juga mengungkapkan aspirasinya, diantaranya adalah Prof. Dr.I Wayan Ramantha yang berpendapat mengenai peluang Pembangunan Ekonomi Provinsi yang dapat dikembangkan, A.A Ngurah Wirawan yang menyampaikan mengenai strategi Dan rekomendasi kebijakan dalam mendorong peningkatan daya saing industri pariwisata Provinsi Bali, Bagus Sudibya yang mengungkapkan terkait kesiapan sumber daya manusia dalam mendorong pariwisata Bali, serta beberapa narasumber lainnya yang turut berpartisipasi dalam talkshow tersebut.