Denpasar, Bali Tribune
Ketua Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) Husni Kamil Malik, menegaskan, partisipasi pemilih dalam setiap hajatan pemilu di Indonesia sesungguhnya masih cukup tinggi. Hal ini dibandingkan dengan tingkat partisipasi pemilih di negara-negara lainnya di dunia, yang bahkan jauh di bawah 50 persen dari total jumlah pemilih.
Meski demikian, kata dia, di dalam negeri persoalan tingkat partisipasi pemilih ini selalu menjadi perdebatan. Bahkan banyak pihak mengklaim, bahwa tingkat partisipasi pemilih dalam setiap hajatan pemilu di Tanah Air sangat minim. Bukan itu saja, rendahnya tingkat partisipasi pemilih ini dituding berdampak pada rendahnya kualitas pemilu.
“Di luar negeri, pertanyaan yang selalu kita dapati adalah, kenapa partisipasi pemilih masih tinggi? Tetapi di dalam negeri, pertanyaannya lain lagi, kenapa partisipasi pemilih rendah,” ujar Husni Kamil, saat launching Rumah Pintar Pemilu Provinsi Bali, di Kantor KPU Provinsi Bali, Kamis (19/5).
Di negara-negara di Afrika, menurut dia, rata-rata tingkat partisipasi pemilih di bawah 32 persen. Bahkan ada di antaranya yang hanya 27 persen. Sementara di Korea Selatan, rata-rata tingkat partisipasi pemilih dalam setiap pemilu sekitar 57 persen.
“Sementara rata-rata tingkat partisipasi pemilih secara nasional dalam Pilkada serentak 2015 lalu, mencapai 79 persen. Memang ini turun 3 persen dibandingkan tingkat partisipasi pemilih saat Pilpres 2014 lalu. Tetapi sesungguhnya ini masih tinggi,” tandas Husni Kamil.
Tingginya tingkat partisipasi pemilih ini, imbuhnya, diikuti dengan indeks demokrasi Indonesia tahun 2014 yang meningkat 10 persen. “Saya yakin, untuk tahun 2015 indeks demokrasi kita lebih meningkat lagi. Kita tunggu saja hasilnya,” tuturnya.
Sementara itu, pada kesempatan tersebut Husni Malik juga melaksanaan beberapa kegiatan. Selain launching Rumah Pintar Pemilu Provinsi Bali, Husni Malik juga meresmikan Pusat Pelayanan Informasi Pemilu (PPIP) Provinsi Bali.
Selanjutnya, Husni Kami juga membuka Rakor Pilot Projek Rumah Pintar Pemilu. Rakor ini dihadiri oleh komisioner dan sekretariat KPU dari seluruh Indonesia. Saat bersamaan juga dilakukan penandatanganan MoU KPU Provisi Bali dengan stakeholders untuk memastikan pengelolaan Rumah Pintar Pemilu berkelanjutan sekaligus penandatangan MoU dengan Ombudsman dan Komisi Informasi terkait pengelolaan informasi publik.
“Ada banyak pertanyaan, kenapa selama ini tidak ada Rumah Pintar. Itu bukan berarti selama ini masyarakat tidak pintar. Tetapi kita ingin merumahkan orang pintar. Kita kumpulkan dalam satu wadah supaya dalam kegiatan Pemilu ke depan, jauh lebih efektif,” papar Husni Kamil.
Menurut dia, dalam melakukan kegiatan terkait pemilu, KPU sangat pentingkan peningkatan sumber daya manusia di lingkungan KPU. “KPU juga berkehendak agar masyarakat umum berpartisipasi luas dalam seluruh kegiatan pemilu,” pungkas Husni Kamil.