Denpasar, Bali Tribune
Setelah ditetapkan sebagai ketua umum Partai Golkar dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub), Setya Novanto langsung menunjuk Idrus Marham kembali menjadi Sekretaris Jenderal. Ia juga menunjuk Nurdin Halid duduk di kursi Ketua Harian.
Selanjutnya, Setya Novanto bersama Tim Formatur yang mendapat mandat dari forum Munaslub untuk melengkapi struktur kepengurusan. Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Bali, Ketut Sudikerta, termasuk dalam Tim Formatur, mewakili wilayah Jawa Timur, Bali, NTT dan NTB.
“Itu kepercayaan yang tidak ringan. Karena selain kader dari Bali, saya juga harus memperjuangkan kader dari daerah lainnya agar bisa masuk dalam struktur kepengurusan DPP Partai Golkar,” kata Sudikerta, di Denpasar, Kamis (19/5).
Khusus untuk Bali, menurut dia, ada empat kader yang akan diperjuangkan masuk barisan DPP Partai Golkar di bawah kepemimpinan Setya Novanto. Keempatnya adalah Wayan Geredeg, Gede Sumarjaya ‘Demer’ Linggih, AA Bagus Mahendra Putra, dan Putu Yudha Suparsana.
“Kami sudah menyodorkan keempat nama ini ke Tim Formatur. Kami berharap, empat-empatnya diakomodir,” ujar Sudikerta, yang juga menjabat sebagai Wakil Gubernur Bali. Menyinggung dari keempat nama ini akan ada yang diprioritaskan, Sudikerta menepisnya.
Ia juga membantah, bahwa masuknya nama Demer dalam daftar yang disodor ke Tim Formatur, hanya formalitas belaka. Sebab, dalam konflik internal selama lebih dari setahun sebelumnya, Demer masuk dalam gerbong Agung Laksono.
Sudikerta mengatakan, dirinya akan berjuang keras agar keempat kader dari Bali ini bisa duduk dalam struktur pengurus DPP Partai Golkar Periode 2016-2019. “Semuanya akan kami prioritaskan. Mudah-mudahan keempatnya diakomodir,” tandas mantan Wakil Bupati Badung itu.
Ia berharap, dengan keberhasilan Bali sebagai tuan rumah pelaksanaan Munaslub, Tim Formatur akan memberikan ruang yang cukup bagi kader-kader asal Bali untuk duduk dalam struktur pengurus DPP Partai Golkar. “Semoga itu juga dijadikan pertimbangan,” pungkas Sudikerta.
Hapus Posisi Waketum
Partai Golkar sudah mendapat ketua umum baru yakni Setya Novanto. Orang nomor satu di partai berlogo pohon beringin ini pun langsung melakukan perubahan dengan memangkas struktur kepengurusan di dewan pengurus pusat (DPP).
Ketua Harian Partai Golkar, Nurdin Halid, mengatakan, sudah disepakati jika dari kepengurusan sebelumnya berjumlah 375 kini akan dipangkas menjadi 157 orang. “Jumlah anggota kepengurusan sudah ditentukan di AD/ART. Maksimal 157 orang,” ujar Nurdin, Kamis (19/5).
Mantan Ketua Umum PSSI ini menerangkan, Setnov akan menghilangkan jabatan wakil ketua umum dan menggantinya dengan jabatan strategis lain. “Dalam struktur baru tidak ada waketum. Itu akan bisa jadi dewan pembina atau dewan pakar,” katanya.
Alasan dipangkasnya jabatan struktural di Partai Golkar, ungkap Nurdin, karena ingin lebih efisien. “Ini akan menciptakan efektivitas kerja, dan kaderisasi berjalan sehingga tidak ada pengurus yang lompat pagar,” pungkasnya.