BALI TRIBUNE - Sebulan menjabat, Pejabat Bupati Gianyar, I Ketut Rochineng, mengaku terkejut dan prihatian dengan angka kemiskinan di Gianyar yang cukup tinggi. Padahal Gianyar memiliki banyak potensi dan didukung APBD yang cukup tinggi.
Fakta tersebut diungkapkannya saat bertatap muka dengan DPRD Gianyar, Senin (26/3) kemarin. Disebutkan, di balik gemerlap Pariwisata Kabupaten Gianyar, sungguh ironis ketika kemiskinan yang melanda warganya masih cukup tinggi.
Ironisnya lagi, angka kemiskinan di Kabupaten seni ini, melampaui angka kemsikinan di Bali. “ Saya sangat prihatian, dengan APBD yang cukup besar, yakni Rp 2,1 triliun, seharusnya program pengentasan kemiskinan di Gianyar dapat berjalan maksimal,” serunya.
Pada pertemuan itu, diungkapkan angka kk miskin di Provinsi Bali sebesar 4,25% dengan jumlah penduduk di akhir tahun 2017 sebanyak 4.246.000 jiwa.
Sedangkan Kabupaten Gianyar sendiri memiliki prosentase kemiskinan lebiah besar yakni 4,46 persen dari jumlah penduduk 492.002 jiwa. Pejabat yang aktif dalam kegiatan sosial dalam pengentasan kemiskinan ini mengungkapkan, tingginya angka kemiskinan di Gianyar ini menunjukan jika perhatian pemerintah belum maksimal. “Kita akan lakukan evaluasi dan meminta OPD terkait agar lebih fokus,” tegasnya.
Atas kondisi ini, Rochineng menginginkan adanya data by name by address,untuk memastikan siapa dan dimana warga miskin itu berada. Sehingga program yang diberikan tepat sasaran. “ Saya harus pastuikan kondisjnya untuk prioriotasi program. Saya harap dukungan semua OPD dan DPRD. Kalau kerja keroyokan, hasilnya pasti lebih cepat,” harapnya.
Sementara itu, kalangan dewan menilai, rogram pemerintah selama ini dinilai kurang tepat sasaran. Realisasi kurang memperhatikan prioritis dan lebih mengutamakan kepentingan kelompok tertentu, serta abermuitan politis. “PJ Bupati saja heran. Ini semua karena program pemerimnta selama ini tidak serius dan cenderung gelomntor bantuan by request,” sorot Ketua Komisi II DPRD Gianyar, Ida Bagus Nyoman Rai.