BALI TRIBUNE - Asosiasi Kabupaten (Askab) PSSI Badung pada Minggu (1/4) kemarin menggelar kongres tahun 2018. Adapun hasil dari rapat itu menyebut salah satunya, jika anggota klub PS Badung dilarang berpartisipasi dalam turnamen yang diikuti oleh PS Badung seperti Piala Soeratin (U-13, 15, 17) dan Liga 3.
"Jadi keputusan itu sudah disetujui peserta. Logikanya sekarang, PS Badung itu ayah dan anggotanya adalah anak. Jika nanti anggota di bawah PS Badung ikut, dan bilamana bertemu dengan PS Badung, baik itu di Soeratin atau Liga 3 kan tidak etis," tegas Ketum Askab PSSI Badung, Nyoman Graha Wicaksana usai kongres kemarin.
Selain itu dikatakan Graha, yakni untuk menghindari benturan kepentingan. Nah, mengingat seperti itu, pihak Askab Badung pun memberikan saran kepada klub anggota bisa mengikuti kejuaraan di luar kompetisi itu (Piala Soeratin dan Liga 3). Misalnya U-16 milik Kemenpora dan lainnya. Dan sudah tentu, Askab Badung siap mensupport.
"Soal larangan itu bukan kehendak kami, tapi kesepakatan bersama. Kami ingin menghormati PS Badung saja," tegas pria yang akrab disapa Koming ini.
Soal peserta kongres kemarin diikuti hanya 25 klub dari total 35 yang terdaftar sebagai anggota PS Badung. Selain membahas soal kejuaraan tahun ini, juga membahas inventarisir lapangan yang wajib ada di setiap desa di Badung.
"Imbauan dari Pak bupati yang menyerukan supaya tiap desa di Badung memiliki minimal satu lapangan yang representatif," ujarnya.
Kata Koming, dengan tersedianya lapangan yang standar itu makat niat pemain muda bisa tambah semangat sekaligus menggalakkan pembinaan di tiap desa di Badung. Meski semua desa belum semuanya ada, tapi menurut Koming di tiap wilayah, mulai dari Badung Utara, Tengah dan Selatan, rata-rata sudah tersedia. Kegiatan kemarin turut dihadiri Ketum Asprov PSSI Bali, I Ketut Suardana dan pengurus KONI Badung.