BALI TRIBUNE - Ngadatnya pasokan air PDAM akibat jaringan pipa tergerus longsor beberapa wilayah di wilayah Kota Bangli Bangli mengalami krisis air. Salah satu wilayah yang terkena dampak, yakni Banjar Pande Kelurahan Cempaga Bangli. Selain warga dibuat pusing, ngadatnya air juga membuat kalang kabut pihak guru di SMPN I Bangli yang notabene beralamat di lingkungan Banjar Pande.
Untuk menyiasati krisis air bersih, pihak sekolah mewajibkan siswa-siswi membawa air bersih dari rumah masing-masing. Setiap siswa diwajibakan membawa minimal 1,5 liter air yang disimpan dalam kemasan botol. Air yang dibawa peruntukanya untuk memenuhi kebutuhan di sekolah, diantaranya untuk tolilet, wastapel.
Kepala SMPN 1 Bangli I Wayan Widiana Sandhi mengungakpakan, layanan PDAM sudah terganggusejak sepekan lalu. Ngadatnya pasokan air mengakibatkan stok air dibak penampungan kosong dan praktis mengganggu kenyamanan siswa. Menyiasati masalah yang terjadi maka untuk untuk memenuhi kebutuhan air maka para siswa diminta untuk membawa air ke sekolah. “Program ini sudah kita mulai sejak hari Kamis lalu dan akan terus berjalan sampai pasokan air dari PDAM kembali lancar,” jelasnya, Senin (2/4).
Dikatakan, air yang dibawa siswa langsung dimasukan kedalam bak penampungan air yang kapasitas 1100 liter dan ada pula langsung ditungkan di bak di toilet. “Untuk jumlah siswa 914 siswa dan untuk guru 90 orang,” sebutnya. Dengan jumlah seribu orang maka kebutuhan akan air di sekolah memang cukup tinggi.
Selain itu pihaknya juga sudah melakukan koordinasi dengan pihak PDAM, dan sekolah sudah disuplay air sebanyak dua kali. “Pasokan air dari PDAM, ditambah dengan air yang dibawa siswa, sementara mencukupi. Informasinya setiap malam PDAM akan mensuplay air ke sekolah,” ujarnya. Meksi sudah disuplay air, para siswa tetap membawa air, hanya saja bergilir.
Papar Widiana Sandi dibalik program siswa membawa air bersih sejatinya ada nuansa kreatifnya, yakni botol/kemasan air berbahan plastik yang dibawa para siswa bisa dimanfaatkan untuk media tanam tanaman hias. Tanaman hias tersebut akan ditata di sudut-sudut sekolah, sehingga sekolah kelihatanya lebih asri. “Sebentar lagi sekolah kami akan dinilai dalam lomba kebersihan dan pertamanan. Sebagai penyelenggara atau leading sector Dinas Lingkungan Hidup Bangli. Ibarat sekali dayung dua pulau terampaui. Siswa membawa air dan botol bisa dimanfaatkan ulang,” sebutnya.
Disisi lain, pihaknya berencana mengganti bak penampungan air, pasalnya bak yang ada saat ini kapasitasnya masih tergolong kecil sementara kebutuhan air cukup besar. Terlebih lagi air menjadi persoalan yang vital. “Kami berencana mengganti bak penampungan yang ada dengan kapasitas daya tampungnya lebih besar,” jelas Widiana Sandi.