Denpasar, Bali Tribune
Puluhan siswa di Denpasar melakukan aksi bagi-bagi bunga, brosur dan pita merah di beberapa ruas jalan di Denpasar, Kamis (01/12/2016). Aksi bagi-bagi bunga tersebut dilakukan untuk memperingati Hari AIDS Sedunia sekaligus memberikan edukasi kepada masyarakat terkait pencegahan HIV/AIDS.
“Kami bagi-bagi bunga dan brosur untuk memberikan edukasi bahaya virus HIV. Dan virus ini sebenarnya bisa dicegah. Bagi-bagi bunga dan pita juga sebagai bentuk dari empati kepada Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) agar tidak merasa sendirian,” ujar Sekretaris Komisi Penanggulanan AIDS (KPA) Kota Denpasar, Tri Indarti.
Menurutnya, masyarakat perlu memberi dukungan kepada ODHA bahwa mereka sama seperti kita, masih bisa beraktivitas, masih bisa melakukan berbagai kegiatan. “Ini edukasi agar tidak ada stigma negatif dan diskriminasi terhadap ODA,” ujarnya.
Dikatakan, penyebaran virus HIV-AIDS di Bali mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pada 2015, jumlah pengidap HIV/Aids di Bali sekitar 12.000 orang. Tahun 2016, catatan KPA Kota Denpasar, jumlah pengidap HIV/AIDS di Bali sudah mencapai 14.880 kasus. 40 persennya terdata di Kota Denpasar.
“Kalau di Bali, tercatat 14.880 kasus. 40 persen tercatat di layanan yang ada di Kota Denpasar. Jadi tercatat di layanan ya. Karena yang akses layanan di Denpasar tidak hanya orang dari Denpasar. Ada yang dari Kabupaten lain, mungkin ada yang dari luar Bali juga,” kata Indarti.
Terkait banyaknya warga yang mengidap virus HIV ini, pihak KPA sendiri mengaku sudah melakukan berbagai upaya pencegahan. Selain edukasi melalui bagi-bagi brosur pihaknya juga melakukan edukasi melalui wayang Cenk Blonk.
“Hari ini kita bagi bunga dan brosur ada beberapa titi-titik di Catur Muka, di Gatsu, Sesetan, Dentim. Hari ini puncaknya, kemarin sudah edukasi melalui wayang cenk blonk. Edukasi kepada masyarakat baik dari usia muda, anak-anak SMP, SMA kepada maysarakat umum tetap dilakukan,” paparnya.
Selain itu, pihaknya juga mengedukasi ODHA agar setia pada pasangannya.. “Harapannya tidak ada ODHA bisa hidup lebih berkualitas,” ujarnya. Ditambahkan Tri Indarti, populasi rentan terkena HIV itu orang yang suka bergonta ganti pasangan, kemudian PSK, orang yang suka selingkuh.
Selain itu, pengguna narkoba dengan jarum suntuk juga rentan. “Semua punya kemungkinan tertular kalau dia berperilaku beresiko. Tapi yang tercatat di layanan kita di Kota Denpasar itu di usia 20-40 tahun atau di usia produktif. Ini paling banyak,” tandasnya.*