BALI TRIBUNE - Bus pengumpan Transarbagita di Kabupaten Badung sepi peminat. Buktinya, bus pengumpan yang dengan oleh miliaran rupiah dari APBD Badung tidak begitu banyak digunakan oleh masyarakat. Alhasil, bus pengumpan yang dipercayakan kepada pihak ketiga ini tiap hari kerap “mondar-mandir” tanpa penumpang.
Menyikapi kondisi ini Dinas Perhubungan Kabupaten Badung pun mengaku akan mengkaji ulang feder pengumpan Transarbagita ini. Bahkan sudah ada rencana bus pengumpan ini akan dijadikan fasilitas antar jemput siswa sekolah di wilayah Badung selatan.
“Iya, bus pengumpan dikelola pihak ketiga, lewat sistem lelang. Anggaran per tahunnya Rp 5 miliar. Tapi tidak semua wilayah dilalui,” ujar Plt Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Badung, Wayan Weda Darmaja, Selasa (16/5).
Ia pun tidak menyangkal bus pengumpan kerap kosong. “Tapi, tidak semua sepi. Seperti dijalur Kelan-Uluwatu dan jalur GWK –Tanjung Benoa wsatawan banyak yang memnfatkan bus tersebut,” jelas Weda.
Namun sayangnya ditanya data pejabat asal Sembung, Mengwi ini tidak pegang data dengan alasan dipegang pihak ketiga yang mengelola bustresbut.
“Tapi kalau kedepan jumlah penumpangnya terus menyusut, kami akan mengambil solusi pengurangan jumlah bus,” tegas Weda.
Selain itu, pihaknya juga tengah mengkaji kemungkinan bus akan difungsikan sebagai pengangkut siswa ke sekolah. Kajian meliputi jarak tempuhnya, titik kumpul siswa dan hal lainnya. “Ini perlu kita kaji, karena kita perlu waktu yang pasti siswa itu dimana dijemput dan diturunkan agar nantinya mereka tidak terlambat ke sekolah,” katanya.
Hal lain yang menjadi catatan Dishub, soal rencana penggunaan bus pengumpan sebagai pengangkut siswa ini adalah lokasi sekolah di Badung tidak ngopleks. “Siswa kita juga banyak sekolah di Denpasar. Jadi ini juga kita perlu pikirkan,” pungkas pria yang kini menjabat Kadis Kominfo Badung ini.