Ada 63 Naskah Lontar Ditemukan Rusak | Bali Tribune
Diposting : 22 May 2017 19:13
I Made Darna - Bali Tribune
LONTAR
PELESTARIAN LONTAR - Disbud Badung dan Penyuluh Bahasa Bali saat melakukan identifikasi lontar yang ditemukan di sejumlah rumah di Kabupaten Badung.

BALI TRIBUNE - Dinas Kebudayaan (Disbud) Kabupaten Badung bekerjasama dengan Penyuluh Bahasa Bali melakukan  konservasi lontar di sejumlah desa di Badung. Hasilnya, temuan dari bulan April sampai Mei 2017, menemukan berbagai jenis lontar kuno, seperti lontar wariga, usada, tutur, geguritan, kekawin dan lontar-lontar kuno lainnya.

Lontar ini ditemukan di rumah-rumah penduduk, seperti di Desa Angantaka, Desa Blahkiuh, Desa Carangsari, Desa Kerobokan, Kelurahan Kedonganan, dan Kelurahan Tuban.  Sangat disayangkan, dari 302 naskah lontar yang ditemukan sebanyak 63 lontar diantaranya dalam kondisi rusak.

Kepala Disbud  Kabupaten Badung, Ida bagus Anaom Bhasma, Minggu (21/5), mengatakan, konservasi lontar ini sebagai bagian dari pelestarian naskah-naskah kuno yang ada di Kabupaten Badung. Kata dia cukup banyak naskah berupa lontar yang selama ini tersimpan di rumah-rumah penduduk. "Kegiatan ini sebagai bentuk pelestarian terhadap naskah kuno khususnya lontar," ujarnya.
Data keberadaan lontar tersebut, kata Anom Bhasma diperoleh setelah Penyuluh Bahasa Bali yang ada di Kabupaten Badung melakukan identifikasi lontar atau pendataan lontar di desa-desa tempat penyuluh bertugas. “Dari data identifikasi Penyuluh Bahasa Bali itu lah Dinas Kebudayaan dapat mengetahui  naskah lontar yang tersebar di Kabupaten Badung, sehingga kita di Disbud khususnya Bagian Dokumentasi dapat menentukan lokasi dan naskah yang dapat didigitalisasi maupun direproduksi untuk koleksi Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung," kata Anom Bhasma.
Pihaknya mengaku sengaja membeberkan keberadaan lontar-lontar tersebut untuk  mencegah dari kepunahan. Kegiatan pelestarian ini diimplementasikan dengan memberikan pelatihan cara perawatan lontar dan bantuan alat serta bahan perawatan lontar kepada masyarakat. Bantuan dan pelatihan perawatan lontar ini dimaksudkan agar masyarakat dapat turut serta berperan menjaga, melestarikan, dan menghindarkan lontar dari kerusakan yang semakin parah. "Banyak lontar rusak, karena mereka tidak tahu cara merawat. Bahkan karena terlalu diangkerkan, lontar-lontar ini sampai tidak berani dikeluarkan," terangnya.
Untuk itu, Anom Bhasma mengimbau masyarakat yang memiliki lontar agar memberikan lontarnya untuk didata baik oleh Penyuluh Bahasa Bali yang dapat dihubungi melalui kantor desa, atau kepada pihak kita, agar naskah lontar dapat terjaga dari generasi ke generasi. "Demi lontar warisan para leluhur ini tetap terjaga, kami selalu mengimbau masyarakat agar melaporkan lontarnya untuk didata,” pungkas pejabat asal Desa Taman, Blahkiuh ini.