BALI TRIBUNE - Semenjak Gunung Agung dinyatakan sebagai kawasan rawan bencana, Pemerintah Kota Denpasar tidak berhenti melakukan pemantauan dari Ruang Kontrol Room Denpasar Damamaya Cyber Monitor. Selain itu Pemerintah Kota Denpasar membuat sistem pendataan pengungsi KRB (Kawasan Rawan Bencana) Gunung Agung secara terinci sesuai nama dan alamat lengkap. Hal ini dilakukan pemkot dengan sistem pendataan yang terintegrasi.
Dari langkah yang dilakukan Pemkot Denpasar ini mendapat apresiasi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat. Bahkan BNPB menyebut sistem pendataan pengungsi di Denpasar menjadi pendataan terbaik di Bali dan menjadikan sistem pendataan Kota Denpasar sebagai percontohan untuk kabupaten lainnya.
Hal ini disampaikan Kepala Seksi Aplikasi Dinas komunikasi Informasi dan Statistik Kota Denpasar Dewa Ngakan Ketut Rama Sanjaya di Denpasar, Rabu (8/11). Pihaknya mengakui saat seminar Peningkatan Kapasitas Data Pengungsi Berbasis Masyarakat dan Teknologi, Selasa (7/11) di Taman Ujung Resort dan Spa, Karangasem, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat membuat sistem pendataan atau SISFO Pengungsi.
Sistem ini akan diterapkan di setiap kabupaten/kota yang ada di Bali. Karena sistem pendataan Denpasar selalu update, maka BNPB Pusat melalui BPBD Provinsi menjadikan sistem pendataan Kota Denpasar sebagai percontohan untuk Kabupaten lainnya. ‘’BNPB Pusat dan BPBD Provinsi Bali menyatakan bahwa sistem pendataan Kota Denpasar sangat bagus dan akan menjadi percontohan,’’ klaim Dewa Rama.
Menurutnya sistem SISFO Pengungsi yang diterapkan BNPB Pusat di setiap Kabupaten dan Kota untuk meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia. Sehingga penginputan data pengungsi secara berbasis masyarakat dan teknologi.
Menurutnya, pendataan di Kota Denpasar memang ter update, hal itu bisa dilakukan karena data pengungsi langsung di input oleh Desa, Lurah. Maka dari itu sistem Denpasar selalu terupdate secara dinamis. Untuk melaporkan ke pusat secara teknis bisa dilakukan secara integrasi artinya apa pun dihasilkan dari Kota Denpasar datanya langsung terkirim ke sistem pusat.
Dewa Rama menambahkan, bagaimana pun cara penanganan pengungsi kalau datanya tidak valid, maka sama dengan bohong. ‘’Maka dari itu saya berharap bisa mendata pengungsi di Kota Denpasar lebih cepat, akurat dengan melibatkan Desa Lurah dan Kecamatan,’’ harapnya.