BALI TRIBUNE - Ketua Komisi III DPRD Provinsi Bali Nengah Tamba, mengaku terjebak kemacetan hingga 5 jam di jalur Denpasar-Gilimanuk, Sabtu (18/11). Ia mengaku bersyukur terjebak macet, karena akhirnya langsung memahami persoalan tersebut.
"Saya terjebak macet 5 jam. Di Jembatan Abian Tuung 2 jam, di Jembatan Pesiapan 3 jam. Tapi syukurlah, saya merasakan kemacetan ini, karena bisa tahu persoalannya," jelas Tamba, kepada Bali Tribune melalui jaringan WhatsApp, Minggu (19/11).
Menurut dia, kemacetan parah di dua titik tersebut sempitnya drainase di jalur tersebut. Tingginya intensitas hujan, membuat saluran got tidak bisa menampung air, sehingga air meluber ke jalan.
Bukan itu saja, air dengan volume tinggi saat hujan lebat juga menjadi tertahan alirannya, karena drainase yang tersumbat. Akibatnya, air tumpah ke jalan hingga ketinggian 50 cm.
"Got kecil, juga salurannya tersumbat. Jadi kalau hujan lebat, air meluap ke jalan dan semua menuju ke arah. Ini yang memicu kemacetan panjang," ujar Tamba, yang juga anggota Fraksi Partai Demokrat DPRD Provinsi Bali.
Komisi III DPRD Provinsi Bali yang membidangi infrastruktur, diakuinya akan segera melakukan antisipasi dan berkoordinasi dengan pihak terkait. Selain itu, pihaknya juga akan melakukan peninjauan ke lokasi serta rapat dengar pendapat dengan pemerintah.
"Pengalaman musim hujan tahun lalu, ada jembatan yang rusak. Sekarang ini ada lagi jembatan yang di Selabih, yang sangat tua dan kondisinya dipastikan rawan kalau dihantam hujan terus menerus," tegas Tamba, yang juga bakal calon anggota DPR RI dari Partai Demokrat yang mengusung tagline TMS (Tamba Menuju Senayan) ini.
Ia sendiri mengaku sudah berkoordinasi dengan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali serta Balai Jalan Nasional terkait kondisi ini. "Kita berharap, ini akan diatensi, khususnya di Jembatan Abian Tuung dan Jembatan Pesiapan," pungkas Tamba.