BALI TRIBUNE - Erupsi Gunung Agung yang membawa dampak terhadap kedatangan dan keberangkatan wisatawan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai itu diharapkan menjadi bahan evaluasi kedepannya bagi pemerintah. Beberapa waktu lalu aktivitas penerbangan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai yang menjadi salah satu pintu masuk wisatawan dari seluruh dunia dan domestik ke Pulau Dewata itu ditutup dikarenakan abu vulkanik erupsi Gunung Agung.
Selama aktivitas penerbangan di bandara tersebut lumpuh, kedatangan calon wisatawan yang berlibur ke Bali pun dibatalkan dan wisatawan yang sedang berada di Pulau Seribu Pura ini juga terjebak tidak bisa kembali ke negaranya melalui akses udara Bandara I Gusti Ngurah Rai. Beberapa wisatawan yang terjebak di Bali pun memilih moda transportasi jalur laut yaitu Pelabuhan Padang Bai dan Gilimanuk menuju Bandara Juanda Surabaya.
Berdasarkan pengalaman itu, pelaku pariwisata Bali meminta pemerintah untuk mengevaluasi agar kedepannya jika operasional penerbangan di Bandara Ngurah Rai ditutup wisatawan dapat menggunakan akses laut datang ke Bali. Sehingga tidak berdampak pada kegiatan kepariwisataan. Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, Ida Bagus Agung Partha Adnyana mengatakan, dalam keadaan darurat seperti beberapa waktu lalu karena abu vulkanik Gunung Agung mengarah ke area penerbangan, bandara ditutup sementara pada Senin (27/11) pukul 07.15 Wita hingga Rabu (29/11) pukul 14.00 Wita.
Kondisi itu menyebabkan aktivitas pariwisata di Bali pun terganggu karena tidak ada wisatawan yang datang ke Bali. Sebab jalur udara satu-satunya yang mendatangkan wisatawan tersebut lumpuh. Jumlah wisatawan yang berlibur juga menurun drastis dibandingkan saat hari-hari normal dan berdampak pada perekonomian masyarakat Bali.
Menghindari terjadinya kondisi itu, pihaknya menyarankan agar pemerintah memaksimalkan jalur transportasi selain melalui udara. "Kalau sakarang cruise (jalur laut) sebenarnya bisa menjadi transportasi lain mendatangkan wisatawan ke Bali selain jalur udara. Kalau ini (cruise) dimaksimal tidak ada masalah," kata pria yang akrab disapa Gus Agung di Denpasar.
Fasilitas tersebut kata dia mesti mulai dipikirkan oleh pemerintah maupun otoritas yang berwenang. "Kita di Bali aksesnya semua dari airport. Begitu airport kena dampak erupsi maka pariwisata lumpuh. kedepan saran kita pariwisata itu harus mempunyai jalur lain seperti cruise selain melalui bandara. Ini bandara ditutup karena udaranya yang bermasalah, pariwisatanya kan tidak ada masalah. Hal ini harus kita pikirkan," jelasnya.