Denpasar, Bali Tribune
Upaya Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dalam menjaga stabilitas harga terus dilakukan. Salah satunya dengan menggelar pasar murah di eks Tiara Grosir yang saat ini jadi pasar sementara pasca kebakaran Pasar Badung di Denpasar, Selasa (17/5).
“Pasar murah ini digelar untuk layani kebutuhan pokok masyarakat, dan kami dari Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) sifatnya hanya supporting saja,” kata Kepala Cabang PPI wilayah Bali, Antonius Eko Hutomo, ditemui di sela kegiatan.
Dukungan yang diberikan PPI terkait dengan upaya menjaga stabilitas harga gula di tingkat distributor, agen, pengecer, dan penjual. “Gula yang kami bawa ialah gula kristal putih dengan harga Rp12.500 per kg, dan masing masing orang hanya boleh beli maksimal 4 kg. Dalam satu jam, satu ton gula langsung ludes,” kata dia.
Ditambahkannya, selama periode pasar murah PPI menyiapkan gula sekitar 115 ton, dan hingga kini telah terdistribusi sekitar dua puluhan ton. “Dalam beberapa hari ini kita sudah salurkan sekitar dua puluhan ton gula dari seratus lima belas ton yang kita siapkan selama periode pasar murah ini,” katanya.
Antonius mengharapkan dengan digelarnya pasar murah di beberapa titik nantinya masyarakat betul betul memanfaatkannya. “Apalagi dengan harga yang terjangkau masyarakat bisa mengambil manfaatnya,” ujarnya.
Di kesempatan yang sama, Kasi Pengadaan dan Penyaluran dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, Gatot S, juga menyampaikan hal yang sama, melalui pasar murah ini minimal akan mampu menstabilkan harga gula di pasaran yang sempat melambung.
Ia mengungkapkan jika kelangkaan gula dipasaran lebih disebabkan telah berakhirnya musim giling tebu di Jawa beberapa bulan yang lalu, hingga stok gula sedikit menipis. “Meski demikian masyarakat tidak perlu panik ataupun merasa risau, pasalnya pemerintah melalui TPID yang ada akan membantu menstabilkan kebutuhan dan harga gula di pasaran,” kata Gatot meyakinkan.
Musim hujan di Jawa yang jatuh lebih awal juga jadi penyebab diundurnya panen, yang mestinya Mei diundur jadi bulan Juni. “Namun demikian pemerintah akan terus berusaha memenuhi stok masyarakat dengan menggelar pasar murah, sambil menunggu giling di awal juni mendatang,” jelasnya.
Ia juga menampik jika disituasi seperti ini spekulan turut bermain. Menurutnya pihaknya telah menyurati distributor gula yang ada di Denpasar untuk tidak melakukan penimbunan apalagi jadi spekulan di tengah situasi saat ini.
“Kami tegaskan, pihak distributor telah kami surati untuk tidak melakukan penimbunan, apalagi berspekulan dengan harga, juga distributor kami minta untuk membantu kelancaran stok pasar,” tandasnya. Dia menegaskan, jika pihaknya menemukan oknum yang bermain, maka akan diambil tindakan, baik itu dalam bentuk teguran hingga tindakan hukum.