322 Warga Klungkung sebagai TKI Bekerja di Luar Negeri | Bali Tribune
Diposting : 15 September 2017 18:52
Ketut Sugiana - Bali Tribune
Kadek Yogi Suarjana.
Kadek Yogi Suarjana.

BALI TRIBUNE - Mengadu nasib menjadi TKI di Luar Negeri hingga saat ini masih menjadi dambaan beberapa kalangan masyarakat tertentu dan  para pencari kerja di Kabupaten Klungkung yang mengadu nasib menjadikan pekerjaan sebagai awak kapal pesiar menjadi rujukan mereka. Untruk tahun 2017  saja, dari total 425 orang  yang mencari kerja ternyata  lebih banyak memilih bekerja diluar negeri sebagai TKI . Pencari kerja dari bulan Januari-Agustus 2017 ini saja  sebanyak 322 orang memilih mencari pekerjaan ke luar negeri.

Kondisi ini dikemukakan oleh  Kabid Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Klungkung, I Wayan Darmanaba, Kamis (14/9). Dia menyatakan  gaji lebih besar yang lebih menjanjikan serta peluang kerja yang cucup besar merupakan faktor penyebab banyaknya pencari kerja di Kabupaten Klungkung untuk berminat mengadu nasib di luar negeri. Bekerja di kapal pesiar dan Spa merupakan tempat yang paling banyak dituju para pekerja dari Kabupaten Klungkung. “Kalau di kapal pesiar biasanyahousekeeping dan kitchen (dapur, red) paling banyak dipilih. Untuk laundryhampir tidak pernah yang memilih pekerjaan di sektor itu. Kalau di Spa biasanya sebagai terapis,” ujarnya meyakinkan.

Sayangnya beberapa di antara tenaga kerja Indonesia (TKI) Kabupaten Klungkung yang mengadu nasib ke luar negeri itu kecenderungannya lebih banyak berfokus untuk mencari uang yang akan digunakannya membayar utang dan juga membangun rumah yang mentereng. Sehingga banyak dari mereka saat kembali lagi ke kampung halaman dan memilih berhenti bekerja di luar negeri, tidak memiliki usaha bahkan ada yang menjadi pengangguran. “Sebagian besar mereka masih berfikir untuk perbaikan rumah. Untuk modal usaha ini masih belum banyak yang memperhatikannya,” katanya.

Meski secara program belum ada pembekalan bagi para calon TKI agar mencari penghasilan di luar negeri untuk membangun usaha di kampung halaman, namun secara pendekatan komunikasi telah dilakukan. “Secara tertulis memang belum ada. Namun setiap ada calon TKI yang mendaftar pasti kami pesankan agar menggunakan harta yang didapat di luar negeri untuk membuka usaha. Sehingga jangan sampai setelah bekerja ke luar negeri, malah menjadi pengangguran meski rumahnya mentereng,” jelasnya. Namun dari pantauan dinas terkait faktanya banyak mantan pekerja diluar negeri akhirnya saat ini banyak yyang menjadi pengangguran.

Namun hal yang berbeda dialami seorang mantan pekerja dikapal pesiar yang saat ini sangat ulet menekuni profesi keilmuan terkait pembekalan bagi para calon pekerja dikapal pesiar. Dia adalah Kadek Yogi Suarjana Direktur  Liberty International College yang bermarkas dijalan Raya Tojan –Takmung. Dengan segudang pengalamannya puluhan tahun sebagai pekerja awak kapal pesiar malah kini membangun lembaga pendidikan merekrut calon pekerja Kapal pesiar yang handal. Menurutnya, dirinya bekerja sebagai awak kapal pesiar dari tahun 1998. ”Ya, puluhan tahun bekerja di luar negeri, sukanya kita mengenal negara lain, namun yang menyulitkan adalah jauh dari keluarga anak dan istri,” jelasnya seraya menyebutkan kini Liberty International College nya sudah menyiapkan puluhan pekerja siap terjun didunia kerja diluar negeri.