Andalkan Beji, Kenderan Gelar Holly Water Festival | Bali Tribune
Diposting : 4 June 2018 20:29
Redaksi - Bali Tribune
HOLLY WATER - Pelaksanaan Holly Water Festival.

BALI TRIBUNE - Berlokasi di dataran yang diapit oleh dua sungai, Desa Kenderan memiliki 11 Mata Air Suci yang diyakini menjadi pusat kemakmuran masyarakat setempat.  Didukung dengan keindahan alam yang masih alami dan tradisi yang masih sangat dijaga, Desa Wisata ini inipun terus menggenjot potensinya. Sebgimaha hal penyelenggaraan Holly water Festival, Minggu (3/6), yang diharapkan dapat memagnet wistawan.

Ditetapkan sebagai salah satu Desa wisata, masyarakat Desa Kenderan, Tegallalang, rupanya tidak mau hanya menunggu. Semua komponen desa pun bergerak untuk memperkenalkan potensi desa sekaligus menyiapkan sumber daya manusianya. Salah satu potensi itu, adalah keberadaan sebelas beji dengan  mata air suci, yang diyakini akan menjadi andalan  dalam pengembangan pariwisata spiritual.  Tidak tanggung-tanggung ‘ holly water festival pun digelar yang dirangkai dengan workshop yang melibatkan pembicara dalam dan luar negara sertai diikuti oleh wisatawan asing.

Ketua Kelompok Sadar Wisata Desa Kenderan,  I Made Arka menyebutkan, pihaknya berupaya menggeliatkan lagi Desa Kenderan sebagai desa wisata dengan beberap terobosan. Sebagi tartingnya,  dengan penyelenggarakan Festival Holly Water. “ Kami mencoba membuat sebuah banding. Dan  Festival Holly Water kami hartpkan menjadi salah satu ikonnya yang memperkenalkan mata air suci yang bernilai spiritual dan sosial,” paparnya. 

Disebutkan,  di Desa Kenderan terdapat 11 beji sebagai sumber air. Setiap mata air ini pun memiliki keunikan dan cerita tersendiri.

Seperti beji di Pura Telagawaja secara arkeologi diketahui dulu sebagai tempat pertapaan.  Bahkan ada benda cagar budaya berupa ceruk yang secara arkeologi diketahui sebagai tempat pertapaan, dan secara mitologi diyakini juga untuk meminta momongan.

Karena itupula, dalam festival ini  diawali dengan presentasi tentang 11 titik mata air  yang dilanjutkan dengan mengunjungi beberapa beji. Diantaranya, Pesiraman Dedari Desa Adat Delod Belumbang, Pesiraman Darma Keeling di Desa Adat Manuaba, dan Pura Telaga Waja di Desa Adat Kenderan.  “Peserta juga kami perkenalkan air terjun Manuaba,” terangnya.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar, Anak Agung Ari Brahmanta, yang membuka secara resmi Festival Holy Water ini, mengapresiasi kesadaran masyarakat untuk mengembangkan wilayahnya. Dengan munculnya berbagai agenda wisata, diyakini  akan mampu memberdayakan warga lokal dan sekaligus menambah pendapatan ekonomi masyarakat secara menyeluruh.