Bebeberapa Hari Tidak Gempa, Gunung Agung Berpotensi Normal Kembali | Bali Tribune
Diposting : 6 February 2018 15:42
Redaksi - Bali Tribune
vulkanik
Situasi dan kondisi Gunung Agung, Senin kemarin.

BALI TRIBUNE - Setelah selama beberapa hari terakhir tidak lagi terekam adanya kegempaan di Gunung Agung, Senin (5/2) seismograf di Pos Pengamatan Gunung Api Agung di Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Karangasem, kembali merekam adanya ggempa vulkanik dalam dan gempa vulkanik dangkal dalam kawah Gunung Agung. Pun demikian dengan embusan, yang beberapa hari terakhir tidak terekam namun Senin kemarin kembali terekam adanya beberapa kali gempa embusan.

Terkait dengan fenomena ini, Kabid Vulkanologi dan Mitigasi Bencana PVMBG Kementrian ESDM, I Gede Suantika, menjelaskan jika memang sebenarnya aktivitas vulkanik Gunung Agung sudah jauh mengalami penurunan. Sementara kembalinya terekam adanya gempa oleh sismograf di Pos Pengamatan, menurutnya itu hal wajar dimana status Gunung Agung saat ini masih pada level awas atau level IV.

“Barusan kembali terekam adanya satu gempa vulkanik dalam, namun itu masih jauh di dalam. Pusatnya di Batulompeh, Tianyar, Kecamatan Kubu,” jelasnya.

Memang diakuinya dari dulu terjadi gempa tektonik dan gempa mikro di wilayah tersebut, namun demikian dari segi kegempaan, aktivitas vulkanik Gunung Agung sudah menurun drastis jika dibanding Desember 2017 lalu.

Artinya, lanjut Suantika, pada akhir Januari 2018 lalu jumlah kegempaan Gunung Agung sudah sangat menurun drastis dan bahkan sempat beberapa hari terakhir tidak ada gempa yang terekam oleh alat pemantau.

Lantas apakah ada kemungkinan Gunung Agung akan kembali normal atau statusnya akan diturunkan dari level awas ke level siaga, waspada atau ke level normal? Menurutnya kemungkinan itu sangat besar jika melihat data penurunan kegempaan yang cukup drastis ini. Karena itu menjadi salah satu parameter dalam penentuan penurunan status gunung api.

“Kemungkinan Gunung Agung kembali normal sangat besar, memang sebelumnya dari data seismik setelah terjadinya erupsi, banyak terjadi gempa dangkal dan yang paling dominan adalah embusan. Namun tiba-tiba pda akhir Januari kemarin terus mengalami penurunan dari awalnya 50 gempa per hari terus menurun hingga 10 gempa per hari dan bahkan sempat tidak ada gempa yang terekam,” bebernya.

Dan data lainnya dari alat pengukur deformasi diketahui jika tidak ada lagi penggembungan pada tubuh Gunung Agung, dan bahkan tubuh Gunung Agung cenderung mengalami pengempisan.

Pun demikian, menurutnya dengan gas emisi vulkanik yang prosentasenya mulai menurun. “Kita akan melakukan evaluasi dalam waktu dekat ini,” lontarnya sembari menambahkan dalam rapat evaluasi itu nantinya akan diputuskan terkait penurunan status Gunung Agung yang saat ini masih menyandang status awas.