Belum Semua Loket Gunakan E-Money, Pengguna Jasa Penyeberangan Kaget | Bali Tribune
Diposting : 18 August 2018 13:08
Putu Agus Mahendra - Bali Tribune
Para pengguna jasa penyeberangan tampak memadati loket pembelian e-money.
BALI TRIBUNE - Kendati sesuai SK Dirjen Perhubungan Darat Nomor 1272/AP.005/DRJD/2018 Tentang Penyelenggaraan Tiket Angkutan Penyeberangan Secara Elektronik yang pemberlakuannya dimulai Rabu (15/8) lalu, namun selain karena pengguna jasa penyebrangan belum mengetahui adanya perubahan sistem pembayaran pembelian tiket kapal, sistem yang digunakan membeli tiket penyeberangan dengan uang elektronik atau nontunai di pelabuhan ini juga diduga belum siap sehingga di hari pertama pemberlakuannya belum sepenuhnya berjalan.
 
Walaupun pada fase awal pemberlakuan pembelian tiket nontunai itu direncanakan hanya baru menyasar penumpang pejalan kaki, sepeda motor dan mobil kecil atau mobil pribadi, namun dari pantauan di Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk kemarin, pembelian tiket di loket masih tampak menggunakan uang tunai.  Beberapa pengguna jasa justru mengaku belum mengetahui kalau untuk membeli tiket penyeberangan menggunakan sistem nontunai. Seperti yang dialami penumpang pejalan kaki yang hendak ke Jawa yang tampak cukup ramai masuk ke loket penumpang.  Bahkan pemberlakuan sistem pembayaran nontunai ini membuat para penumpang yang membeli tiket sempat terhambat.
 
 Para penumpang cukup kaget saat diberi tahu pembayaran tiket tidak lagi memakai uang tunai seperti biasanya, tetapi menggunakan uang elektronik yang harus dibeli terlebih dahulu di loket yang sudah disediakan.
 
Salah satu penumpang pejalan kaki, Rahmat (30) asal Bondowoso, Jawa Timur mengaku baru tahu saat sudah masuk pelabuhan. "Saya tidak tahu kalau sekarang beli tiket tidak lagi pakai uang tapi pakai kartu khusus. Tahunya juga baru," ungkapnya.
 
Para penumpang yang akan menyeberangan ke Jawa juga harus mengeluarkan uang lebih minimal Rp 30 ribu yakni Rp 20 ribu untuk membeli kartu uang elektronik dan Rp 10 ribu untuk saldo agar bisa membeli tiket.
 
Petugas loket pembelian kartu juga dibuat kewalahan karena harus menjelaskan sistem baru itu termasuk manfaat lain kartu yang dibeli itu selain untuk membeli tiket penyeberangan lantaran sebagian besar penumpang memang tidak mengetahui adanya penerapan pembelian tiket nontunai ini.
 
General Manager PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Ketapang, Capt. Solikin dikofirmasi melalui ponselnya, mengakui pihaknya di hari pertama pemberlakuan pembelian tiket nontunai yang baru diterapkan hanya untuk penumpang pejalan kaki ini juga  sekaligus melakukan sosialisasi. Bahkan karena ada berbagai hal yang harus disinkronkan, untuk kendaraan, diakuinya masih belum bisa diterapkan.
 
 “Hari pertama memang kita masih fokus di penumpang, untuk kendaraan masih ada sinkronisasi dari bank, personel, kesiapan di lapangan termasuk sistem yang ada harus disinkronkan,” ungkapnya kemarin.
 
Bahkan setelah jatah 200 kartu e-money bagi 200 penumpang pertama yang habis, penumpang yang ingin mendapat kartu itu harus membeli Rp.20 ribu. “Di pelabuhan kita sediakan loket dari empat bank Himbara itu untuk melayani kartu maupun pengisian saldo,” jelasnya.
 
Selain untuk kebaikan personel ASDP dan dan kapal, menurutnya dengan e-money ini pelayanan bisa lebih cepat dan lebih baik kepada penumpang.