Berlangsung Dua Hari, Melasti Tersebar Di 14 Titik | Bali Tribune
Diposting : 15 March 2018 20:15
Putu Agus Mahendra - Bali Tribune
pratima
Serangkaian perayaaan Hari Raya Nyepi Caka 1940 dilangsungkan prosesi melasti yakni ritual pembersihan benda-benda sacral. Tampak iring-iringan warga di Kabupaten Jembrana saat dilangsungkannya ritual dimaksud, Rabu (14/3) sore kemarin.

BALI TRIBUNE - Rangkaian menyambut hari raya Nyepi tahun baru caka 1940 di Kabupaten Jemberana telah dimulai Rabu (14/2) kemarin. Umat Hindu disebagian besar Desa Pakraman di Jembrana telah melaksanakan prosesi pemelastian yang dipusatkan dibeberapa titik. Ribuan umat Hindu sejak pagi sudah melakukan berbagai prosesi pemelastian mulai dari rumah tangga masing-masing hingga menuntun dan mengiringi pratima menuju kesegara (pantai). Bahkan untuk menuju lokasi pemelastian yang telah ditentukan, umat Hindu tampak tetap antusias berjalan kaki beberapa kilometer dibawah panasnya terik matahari.

Ketua Pengurus Harian PHDI Kabupaten Jembrana, I Komang Arsana dikonfirmasi usai pelaksanaan pemelastian Rabu (14/3) sore kemarin menyebutkan, untuk wilayah Kabupaten Jembrana terdapat 14 titik lokasi pemelastian yang tersebar di lima kecamatan.

Lokasi yang telah ditetapkan oleh PHDI bersama jajarannya serta Desa Pakraman tersebut masing-masing dua lokasi untuk Kecamatan Melaya yakni Pura Segara Gilimanuk dan Pantai Desa Cadikusuma, Melaya.

Dari 13 desa Pakraman yang ada diwilayah Kecamatan Melaya, hanya satu Desa Pakraman yang melaksanakan pemelasatian di Pura Segara Gilimanuk yakni Desa Pakraman Gilimanuk.
Sedangkan pemelastian untuk 12 desa pakraman lainnya dilaksanakan di Segara Candikusuma, Melaya.

Sedangkan untuk kecamatan Negara dan Jembrana maising-masing satu titik lokasi pemelastian. Sembilan Desa Pakraman di Kecamatan Negara melaksanakan pemelastian yang dipusatkan di Pura Segara Pengambengan. Sedangkan 10 Desa Pakraman di Kecamatan Jembrana melaksanakan pemelastian yang dipusatkan di Pura Segara Yeh Kuning.

Dan, untuk Kecamatan Mendoyo terdapat empat lokasi pemelastian yang diikuti 19 desa pakraman.

“Desa Pakraman Tegalcangkring kebarat hingga diperbatasan Mendoyo melasti di Segara Desa Delodbrawah, Desa pakraman yang ada di Desa Penyaringan melasti di Segara Tembles, Desa pakraman yang ada diwilayah Yehembang melasti di segara Pura Rambut Siwi dan desa pakraman yang ada diwilayah Desa Yeh Sumbul melasti di Segara Yeh Sumbul,” jelasnya.

Begitupula dengan lokasi pemelastian di Kecamatan Pekutatan yang dipusatkan dienam titik. Desa Pakraman Medewi melaksanakan pemelastian di Segara Medewi. Desa Pakraman Pulukan, Asahduren dan Manggisari di Pura Segara Pekutatan, Desa Pakraman Pekutatan di Pura Kawitan Kerta Laksana Pekutatan, Desa Pakraman Panghyangan dan Desa Pakraman Gumbrih disegara masing-masing dan Desa pakraman yang ada diwilayah Desa Pengragoan disegara Yeh Leh Pengeragoan.

Khusus di Kecamatan Pekutatan menurutnya ada beberapa desa pakraman yang melaksanakan pemelastian Kamis (15/3) hari ini.

“Seperti biasanya ada yang besok (hari ini) yakni Desa Pakraman yang melasti disegara Yeh Leh dan Desa Pakraman Pekutatan. Itu sesuai dengan kesepakatan desa pakraman masing-masing. Semua akan dipantau PHDI bersama Pemkab Jembrana” jelasnya.


 Dia menambahkan, prosesi pemelastian dimulai dengan ngiringang Ida Bhatara ke Segara guna melaksanakan persembahnyangan yang dipimpin oleh seorang sulinggih.


Berikutnya dilaksanakan ritual ngelebok ke segara dilanjutkan dengan nyejer di Bale Agung Pura Desa hingga berakhirnya prosesi tawur kesanga pada rahinan pengerupukan atau sehari sebelum Nyepi.

 “jika dicari dalam sastra Hindu, pada saat melasti, umat menghanyutkan segala kotoran-kotoran jagat baik yang ada dalam diri (buana alit) maupun dialam semesta (buana agung). Secara niskala agar umat ikals melesapaskan segala sifat kotor sehingga kembali pada Tri Kaya Parisuda, berpikir yang suci, berbuat yang benar dan berkata yang baik” jelasnya.

Rangkaian jelang penyepian setelah pemelastian dikatakanya adalah Nyejer serta Tawur Kesanga disetiap tingkatan mulai dari rumah tangga.

Sementara itu, Bupati Jembrana I Putu Artha meminta umat sedharma dalam pelaksanaan hari raya nyepi senantiasa menjalakan catur bratha penyepian. Dalam perayaan hari raya nyepi ini semua umat diminta menjaga teloransi sehingga selama prosesi perayaan hari raya nyepi tahun caka 1940 Masehi senantiasa berjalan penuh kedamian.

“ setelah ini (pemelastian) akan dilanjutkan dengan berbagai prosesi lainnya seperti pawai ogoh ogoh upacara pecaruan, dan puncaknya tepat pada hari Sabtu (16/3). Kami harapkan kepada semua umat khususnya yang ada di kabupaten jembrana agar saling menjaga rasa teloransi sehingga selama perayaan hari raya Nyepi ini, masyarakat di Kabupaten Jembrana senantiasa dapat hidup rukun dan damai selamanya". pungkasnya.