BPS : IPM Indikator Keberhasilan Pembangunan | Bali Tribune
Diposting : 8 March 2018 16:40
Arief Wibisono - Bali Tribune
bisnis
Adi Nugroho

BALI TRIBUNE - Data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali menunjukkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Bali tahun 2016 adalah 73,65 sedangkan IPM tahun 2017 sedang dalam penghitungan. IPM Bali sejak tahun 2011 selalu naik tiap tahunnya. IPM merupakan salah satu indikator hasil pembangunan sedangkan indikator pertama yang digunakan ialah pertumbuhan ekonomi. Dalam beberapa hal indikator pertumbuhan ekonomi itu menerangkan kemakmuran masyarakat, karena Pendapatan Domestik Regional Bruto  (PDRB) kalau dibagipun tidak langsung mencerminkan tingkat kemakmuran masyarakat. "Berangkat dari pemahaman  serta kebutuhan yang meningkat itu terciptalah indikator pembangunan manusia yang diharapkan langsung menunjukkan hasil pembangunan manusia yang bisa atau tidak bisa dinikmati oleh masyarakat," ujar Kepala BPS Provinsi Bali, Adi Nugroho di Denpasar, Rabu (7/3).

Indikator pembangunan manusia dibangun dengan mengkombinasikan tiga komponen utama yang bisa jadi cerminan tingkat kemakmuran masyarakat yang dikaitkan dengan hasil pembangunan. Ketiga komponen itu ialah, kesehatan, pendidikan, dan pendapatan."Asumsinya orang akan menikmati pembangunan jika pendapatannya baik, mampu mendapatkan pengetahuan melalui pendidikan, hidupnya sehat dan punya kesempatan murnya panjang," jelas Adi sembari menambahkan itu merupakan gagasan dalam membangun IPM.

Dikatakan komponen  itu diwakili oleh indikator statistik. Untuk komponen pendapatan dijelaskan diwakili dengan daya beli atau tepatnya varitas daya beli, kemudian komponen kesehatan diwakili oleh usia harapan hidup bayi yang baru lahir, untuk komponen pengetahuan diwakili oleh lama sekolah dan harapan lama sekolah. "Itu merupakan landasan dari IPM," tukasnya.

Namun demikian BPS mencatat kenaikan IPM di tahun 2016, kenaikannya  paling rendah dibandingkan tahun tahun sebelumnya. Ditegaskan Adi, IPM masih tumbuh 0,52 persen namun ada perlambatan, padahal tahun 2015 IPM tumbuh 1,59 persen. "Kalau dilihat ketiga komponen tersebut memang menunjukkan adanya kenaikan, tapi melambat," sebut Adi lagi.

Terkait adanya perlambatan IPM Bali di tahun 2016 dipengaruhi oleh angka harapan hidup yang hanya naik 0,08 persen dan harapan lama sekolah yang hanya tumbuh 0,54, sementara untuk yang lain masih cukup kuat. "Sementara lama sekolah dan pendapatan tumbuh wajar," jelas Kepala BPS ini. Kalau ingin memperbaiki angka harapan hidup, upaya yang bisa dilakukan yaitu memperbaiki angka kematian bayi dan ibu. Kemudian disisi lain, harapan lama sekolah indikator yang digunakan yaitu dengan menaikkan harapan sekolah sampai ke tingkat apa. Pasalnya diungkapkan Adi, harapan lama sekolah ada perlambatan, dimana pada tahun 2016 BPS mendapati bahwa dorongan mendapat penghasilan di usia muda itu menjadi tren, hingga mereka enggan melanjutkan sekolah yang lebih tinggi. "Ada fenomena menarik terkait harapan lama sekolah. Semua itu terkait dengan dunia digital atau kerap disebut bisnis start up dan ini jadi mainannya anak anak muda,," sebutnya. Padahal ditegaskan Adi Nugroho pendidikan tinggi juga diperlukan dalam memfasilitasi kegiatan start up dalam mendapatkan manfaat ekonomi. "Jangan sampai orientasi mendapatkan manfaat dari bisnis digital merubah harapan untuk mendapatkan pendidikan lebih lama lagi," katanya mengingatkan. Sekali lagi ditegaskan Adi ini baru hipotesis, namun perlu dilakukan kajian lebih dalam untuk mendapatkan simpulannya.

IPM Kota Denpasar Sangat Tinggi

Kalau dirunut berdasarkan Kabupaten/Kota di Bali IPM didominasi oleh Denpasar dan Badung. Indikator yang digunakan yaitu tiga pendekatan tadi (kesehata, pendidikan, dan daya beli). Wajar katanya jika Denpasar dan Badung mendominasi, pasalnya ketiga indikator ini mencukupi apa yang jadi kebutuhan masyarakat. "Sebagai gambaran IPM Denpasar tahun 2016 yang tertinggi yaitu 82,58, posisi kedua adalah Badung 79,80 dan yang terendah Kabupaten Karangasem 65,23," ungkapnya. Digambarkan secara nasional 70 sampai 80 tinggi, 60 sampai 70 sedang, di bawah 60 rendah. Jika menggunakan rujukan ini maka bisa dikatakan Denpasar menduduki IPM sangat tinggi diantara kabupaten yang lain di Bali. "Diharapkan  kalau sejalan dengan program pembangunan maka kabupaten lain di Bali juga bisa mencapai IPM yang tinggi," tutupnya.