Curah Hujan Tinggi = Jembrana Dilanda Banjir dan Tanah Longsor | Bali Tribune
Diposting : 18 October 2017 19:10
Putu Agus Mahendra - Bali Tribune
Longsor
TUTUP JALAN - Longsor yang mentutup badan jalan menyebabkan warga Banjar Pangkung Api terisolir.

BALI TRIBUNE - Akibat hujan deras sejak beberapa hari, banjir dan tanah longsor melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Jembrana. Seperti yang terjadi di Lingkungan Samblong, Kelurahan Sangkar Agung, Jembrana yang terendam banjir setelah hujan lebar yang terjadi Senin (16/10) malam hingga Selasa (17/10) dini hari menyebabkan banjir.

Selain merendam kawasan permukiman warga, banjir juga menggenangi puluhan hektar lahan pertanian di wilayah subak setempat.

50 hektar lahan pertanian di Lingkungan Samblong, Kelurahan Sangkaragung, Jembrana Selasa pagi terendam air hingga setinggi 2 meter, 10 hektar diantaranya berisikan tanaman palawija seperti jagung, kacang tanah, kedelai, kacang hijau dan kacang panjang yang saat ini sebenarnya sudah siap panen. Namun akibat tergenangnya puluhan hektar lahan pertanian di desa ini para petani mengaku merugi.

Salah seorang petani di Subak Samblong, Ketut Sujana mengatakan kini para petani harus memanggung rugi atas hasil pertanian mereka yang gagal panen.  “Kalau lahan yang terkena banjir kira-kira 50 hektar. Yang ada tanaman paling sekitar 10 hektaran dan jelas rusak,” ungkapnya.

Selain menggenangi puluhan hektar lahan pertanian, banjir  yang disebabkan oleh tingginya debit air yang mengalir di Tukad Samblong dan Yeh Kunung ini juga menggenangi 20 rumah warga di Lingkungan Samblong, Kelurahan Sangkaragung. Ketinggian air di rumah warga yang mencapai 500 meter hingga 2 meter ini juga membuat aktifitas warga menjadi terganggu.

Made Dharma Santika yang rumahnya tergenang banjir berharap pemerintah bisa membantu warga memperbaiki tanggul Tukad Air Kuning yang jebol yang diduga sebagai penyebab banjir diwilayah ini. “Kalau di sini banjir kurang lebih 2 meter dari kondisi normal. Kalau boleh kami minta dari pihak berwajib agar bisa secepatnya menanggulangi bagaimanapun caranya sehingga tidak setiap tahun jadi langganan banjir karena tanggul yang jebol,” ungkapnya.

Dari 20 rumah warga yang tergenang banjir di wilayah pesisir ini, yang terparah dialami oleh 8 rumah warga dengan ketinggian air mencapai 2 meter masuk ke dalam rumah warga. Menghindari terjadinya korban jiwa, pihak kelurahan setempat terpaksa mengungsikan warga di 8 rumah tersebut ke balai subak sejak senin malam.

Lurah Sangkaragung, Nyoman Gede Suardana menyatakan pihaknya mengungsikan warga hingga air surut. “Nanti lihat kondisi dilapangan kalau sudah aman dan surut kita akan menginstruksikan kembali ke rumah masing-masing. Itupun kami dari kemarin malam sudah mengevakuasi warga dengan perahu karet,” ujarnya.

Kendati banjir di kelurahan samblong mulai surut pada Selasa siang, warga masih terus waspada mengantisipasi jika hujan kembali turun ditakutkan banjir kembali terjadi.

Sementara itu, akibat tanah longsor yang terjadi di Banjar Pangkung Lubang, Desa Pergung, Mendoyo, ratusan warga terisolir akibat akses jalan satu-satunya di wilayah tersebut tertimbun material longsor. Longsor ini diakibatkan oleh tebing setinggi 20 meter amblas menimbun badan jalan. Longsor yang terjadi ini diduga akibat curah hujan yang cukup tinggi dari Senin malam hingga Selasa dini hari kemarin. Akibat bencana ini, sekitar 300 warga di dua banjar, yakni Banjar Pangkung Lubang Kaja dan Pangkung Apit terisolir. Bahkan longsor memutus jaringan listrik yang menyebabkan putusnya aliran listrik ke dua banjar ini. Beberapa kendaraan yang tidak tahu adanya longsor di lokasi ini selasa pagi terpaksa memutar balik kendaraannya. Beberapa warga memilih menantang bahaya menyebrangi longsoran agar bisa sampai ke rumahnya di seberang longsoran.

Perbekel Pergung I Ketut Wimantra mengaku longsor yang menutup akses jalan satu-satunya bagi warga ini sangat mengganggu aktifitas warga dan anak sekolah juga terpaksa meliburkan diri karena tidak bisa ke sekolah. “Hujan yang tinggi selama 3 hari menyebabkan longsor tadi malam jam 11. Dampaknya jelas karena ini jalur utama ya akhirnya masyarakat dua banjar terisolir bahkan anak-anakpun tidak bisa sekolah,” jelasanya. Menurutnya terdapat dua titik longsor yang terjadi di Banjar Pangkung Lubang ini dengan jarak yang berdekatan.

Selasa siang alat berat diterjunkan ke lokasi longsor di Banjar Pangkunglubang, Desa Pergung, Mendoyo untuk membantu warga membersihkan material longsor yang menutup badan jalan. Kepala Pelaksana Badan penanggulangan bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jembrana I Ketut Eko Susila membenarkan terdapat 4 titik longsor di Kecamatan Mendoyo. Menurutnya yang terparah terjadi di Banjar Pangkunglubang karena menutup akses jalan satu-satunya dan tidak sampai terjadi korban jiwa. “Di Kecamatan Mendoyo ini ada 4 titik. Di Desa Pergung dua titik, di Banjar Pasatan, Desa Pohsanten dan di Banjar Pangkung Kua Desa Penyaringan. Tidak ada korban jiwa karena tidak ada tempat tinggal di sekitar longsor,” ungkapnya.